Bos Toyota Dikritik Investor Soal Larangan Mobil Konvensional
Sejumlah pemegang saham di Toyota Motor mengkritik pemimpin perusahaan tersebut, Akio Toyoda, karena ia sempat mempertanyakan rencana pemerintah Jepang terkait larangan penjualan mobil bermesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE) mulai 2030.
Jepang sebelumnya menyatakan akan melarang penjualan mobil ICE pada 'pertengahan 2030'. Rencana ini bagian dari strategi lebih besar yakni ingin menjadikan Jepang sebagai bagian komunitas negara nol emisi pada 2050 seperti diungkap Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Oktober 2020.
Toyota telah memberi sinyal perubahan sikap atas perubahan iklim saat mengatakan bakal meninjau ulang proses lobi dan menjadi lebih transparan atas tiap respons menanggapi tekanan aktivitas dan investor yang meningkat.
Tiga hari kemudian, Toyoda yang dalam kapasitasnya sebagai kepala Asosiasi Produsen mobil Jepang, mempertanyakan keputusan negara itu melarang penjualan kendaraan bermesin pembakaran internal pada 2030 untuk mengejar karbon netral.
"Apa yang perlu dilakukan Jepang sekarang memperluas pilihannya untuk teknologi. Saya pikir peraturan dan perundang-undangan harus mengikuti setelahnya," kata Toyoda.
"Kebijakan yang melarang mobil bertenaga bensin atau diesel sejak awal akan membatasi opsi tersebut, dan juga dapat menyebabkan Jepang kehilangan kekuatannya," tambah Toyoda.
Para investor yang diketahui memiliki aset sekitar US$500 miliar mengatakan Toyota berisiko tertinggal pesaing yang antusias terhadap kendaraan listrik. Investor khawatir Toyoda mungkin tidak sejalan dengan rencana Jepang.
"Kami benar-benar prihatin bahwa Tuan Toyoda tampaknya tidak menyadari apa yang dipertaruhkan di sini," kata Jens Munch Holst, CEO AkademikerPension mengutip Reuters, Selasa (11/5).
Lima investor yang berbicara tentang komentar Toyoda, termasuk Storebrand Asset Management Norwegia, Nordik Nordea Asset Management, dan Church of England Pensions Board, mengatakan posisi Toyota berisiko tak bisa berkompetisi.
"Sebagai pemegang saham di Toyota, kami secara aktif terlibat dengan perusahaan dan menerima jaminan bahwa semua aktivitas lobi, termasuk dengan asosiasi industri, akan ditinjau dan dilaporkan tahun ini," ucap Jan Erik Saugestad, CEO of Storebrand Asset Management.
"Elektrifikasi penuh untuk transportasi sangat penting jika kita ingin memenuhi target perubahan iklim dan Toyota harus memimpin dalam hal ini daripada memperpanjang produksi mesin pembakaran yang baru dan memberikan pangsa pasar mereka kepada perusahaan lain," kata Saugestad lagi.
Seorang juru bicara Toyota mengatakan perusahaan belum dapat mengomentari kritik investor, tetapi akan membahas masalah mengenai iklim akhir pekan ini dalam pengumuman pendapatan.
Perusahaan dalam beberapa tahun terakhir mengatakan kendaraan listrik akan memainkan peran lebih besar dalam mengurangi emisi tetapi solusi lain harus digunakan. Solusi yang dimaksud seperti kendaraan hybrid atau hidrogen.
(ryh/fea)