Raize yang saya gunakan dalam sesi uji coba ini merupakan varian tertinggi yakni GR Sport TSS (Toyota Safety Sense). TSS adalah fitur keselamatan yang biasanya terdapat pada model Toyota yang lebih mahal.
Sejumlah fitur yang termasuk ke dalam TSS di antaranya enam Airbags, Pedal Misoperation Control, dan TSS + BSM (blind spot monitor) RCTA (Rear Traffic Control Alert).
Fitur lainnya pada mobil ini yakni Anti-lock Braking System (ABS), Vehicle Stability Control (VSC), Hill Start Assist (HSA), Seatbelt Warning, Rear Parking Sensor, Rear Parking Camera, Alarm + Immobilizer, serta tombol untuk menyalakan dan mematikan mesin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian dapur pacu mobil ini adalah 1.000 cc turbo 3-silinder dengan pasokan tenaga 96,6 hp dan torsi 140 Nm. Saat mesin menyala, menariknya, mobil tidak memberikan sensasi mesin bergetar seperti unit tiga silinder pada umumnya.
![]() |
Fitur dan mesin sudah, kini saatnya membahas performanya saat dikendarai. Dalam sesi test drive ini saya tidak sendiri, melainkan berbarengan dengan tiga rekan dari media lain pada satu mobil.
Dalam sesi pertama, saya tidak langsung mengambil alih kemudi, melainkan duduk manis sebagai penumpang. Mobil lantas melaju ke titik pertemuan awal di mana rutenya melalui tanjakan pada lokasi parkir pusat perbelanjaan di Jakarta.
Tanjakan ini terbilang terjal dengan jarak lumayan panjang lantaran kami memiliki tujuan ke roof top atau lantai tertinggi di gedung 11 lantai ini.
Rekan yang kebetulan mengendarai Raize saat itu sempat menyebut bila tenaga 1.000 cc turbo Raize terbilang mumpuni meski kapasitas kendaraan dalam kondisi penuh, alias tiga orang plus berbagai barang bawaan.
Namun ada sedikit kekurangan lantaran tenaga mobil terkadang terasa engap saat menyusuri tanjakan yang panjang itu.
Setelahnya giliran saya mengendarai mobil ke titik selanjutnya. Rute berkendara kali ini berada di jalan perkotaan dan jalur bebas hambatan.
Dalam perjalanan awal mobil ini cukup memberi sensasi menyenangkan. Posisi berkendara terasa cukup nyaman, kemudian pandangan luas sehingga menambah percaya diri buat saya saat nyalip-nyalip ketika jalanan padat.
Tenaga mesin pada putaran bawah juga terasa padat sehingga tidak keteteran saat kondisi jalan stop n go. Suspensi juga terasa pas ketika melahap berbagai jalanan rusak, dalam artian tidak keempukan maupun terlampau keras.
Berikutnya saatnya saya mengarahkan mobil ke ruas tol. Di sini saya mulai membejek gas untuk merasakan performa sesungguhnya dari mobil tersebut.
Buat saya tenaga 1.000 cc pada putaran mesin cukup untuk membuat mobil ini melesat, meski diakui raungan suara mesin agak mengganggu. Kecepatan 100 km per jam saat berada di jalan tol pun dapat diperoleh optimal.
Mobil ini juga stabil saat diajak nikung sembari ngebut. Perpaduan antara suspensi dan platform baru milik Daihatsu, yaitu Daihatsu New Global Architecture (DNGA), dikatakan memberi pengaruh pada pengendalian mobil dalam berbagai situasi mengemudi itu.
Kehadiran Raize bisa dibilang memberi warna baru pada segmen SUV ringkas lima penumpang di Indonesia. Toyota juga terbilang sukses meramu produk barunya pada segmen ini.
Di samping itu Raize juga bisa menjadi pembuktian Toyota terhadap para konsumennya bila selama ini ternyata merek Jepang juga dapat menghadirkan produk ramah di kantong, namun tak pelit fitur. Hal ini yang sebelumnya tak pernah dihadirkan Toyota dan merek Jepang lain sebelum merek mobil China seperti Wuling dan DFSK hadir di Indonesia.
(ryh/fea)