Bersandar di PPnBM Menyelamatkan Industri Otomotif RI

CNN Indonesia
Rabu, 08 Sep 2021 12:45 WIB
PPnBM 100 persen diharapkan diperpanjang sampai Desember 2021. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Industri otomotif Indonesia dianggap berhasil "diselamatkan" di tengah masa sulit akibat pandemi covid-19 setelah penerapan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Penjualan otomotif dalam negeri kembali menggeliat meski belum sepenuhnya normal.

PPnBM 100 persen ditanggung pemerintah dan berlaku sejak Maret 2021 hingga 31 Agustus untuk mobil mesin tidak lebih dari 1.500 cc sukses menarik minat beli konsumen. Belum lagi aturan PPnBM juga menyentuh mobil 2.500 cc meski yang ditanggung cuma 50 persen PPnBM.

Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi mengatakan relaksasi mampu mengubah industri dalam waktu beberapa bulan. Penjualan yang semula lesu akibat wabah covid-19, namun kembali menanjak secara perlahan mulai kuartal II 2021.

"Bisa dilihat selama adanya insentif ini membantu meningkatkan," kata Anton melalui pesan singkat, Rabu (8/9).

Anton mengatakan dampak dari insentif juga terasa luas khususnya bagi bisnis mobil di Indonesia. Dikatakan industri pendukung otomotif mulai dari pemasok suku cadang, dealer, asuransi, hingga lembaga pembiayaan yang mencakup roda empat dan kembali "bergairah" berkat adanya insentif PPnBM.

Tren kenaikan penjualan dirasakan APM

Dampak positif dari insentif pajak juga bisa dilihat berdasarkan data penjualan 2021 dibandingkan 2020.

Pada Januari-Juli, mengutip data wholesales Gaikindo, penjualan mencapai 460.105 unit atau naik 60,8 persen dari periode sama pada 2020 sebanyak 286.217 unit. Sedangkan retail Januari-Juli 2021 naik 38,5 persen menjadi 451.872 unit, dari sebelumnya pada tujuh bulan 2020 hanya 326.379 unit.

Alhasil, Indonesia menjadi negara yang paling banyak menjual mobil di kawasan ASEAN periode Januari-Juli. Thailand mengekor dengan penjualan 425 ribu unit, Malaysia 256 ribu unit, Vietnam 166 ribu unit, Filipina 154 ribu unit, Singapura 37 ribu unit, dan Myanmar 6.700 unit.

Hasil riset ISI menyebutkan relaksasi PPnBM mampu meningkatkan nilai penjualan mobil sebesar Rp22,95 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama 2020 Rp 10,62 triliun. Total pendapatan negara yang diperoleh berkat PPnBM sebesar Rp5,17 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama 2020 sebesar Rp3,3 triliun.



Dampak Positif PPnBM 100 Persen


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :