Genesis Electrified G80 telah ditentukan pemerintah sebagai mobil listrik resmi VIP di Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali tahun depan. Penunjukan ini seperti apresiasi untuk Hyundai yang sudah berinvestasi di Indonesia untuk ekosistem kendaraan listrik.
Genesis adalah merek premium Hyundai yang berdiri pada 2015. Sebelumnya Genesis merupakan nama model sedan paling mewah Hyundai yang kemudian diputuskan menjadi merek terpisah.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan pemilihan Electrified G80 sebagai mobil listrik resmi KTT G20 Bali karena Hyundai berinvestasi untuk industri kendaraan listrik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah akan menggunakan kendaraan berbasis baterai yang sudah berinvestasi di Indonesia sebagai kendaraan resmi untuk G20," kata dia di pameran The Future Electric Vehicle Ecosystem for Indonesia, seperti diberitakan Antara, Senin (25/10).
Hyundai saat ini adalah produsen otomotif yang paling akrab dengan pemerintah untuk urusan mobil listrik murni. Sejauh ini sudah berkomitmen investasi sebesar US$1,55 miliar (sekitar Rp21,8 triliun) hingga 2030 yang di antaranya digunakan buat mendirikan pabrik perakitan mobil di Bekasi.
Pabrik itu bakal memulai produksi mobil konvensional Creta pada akhir tahun ini, lantas pada Maret 2022 dikatakan akan melahirkan mobil listrik pertama.
Saat ini Hyundai sudah menjual dua mobil listrik, yakni Ioniq EV dan Kona EV, namun keduanya merupakan unit impor dari Korea Selatan. Ioniq EV saat ini sudah digunakan sebagai mobil dinas di kementerian dan juga pemerintahan daerah.
Selain itu Hyundai bersama LG juga telah berinvestasi US$1,1 miliar (sekitar Rp15,5 triliun) untuk mendirikan pabrik sel baterai di Karawang yang dikatakan Presiden Jokowi sebagai pabrik baterai pertama di Asia Tenggara.
Pembangunan pabrik akan selesai pada 2023, lantas pada 2024 produksi sel baterai itu mulai dilakukan sebagai pasokan komponen buat mobil listrik Hyundai dan Kia yang dirancang menggunakan platform Electric-Global Modular Platform (E-GMP).
Selain Hyundai, empat produsen asal Jepang juga sudah menyatakan komitmen investasi memproduksi mobil hybrid, tidak ada satupun yang memproduksi mobil listrik. Keempat produsen itu adalah Toyota (Rp28,3 triliun), Mitsubishi (Rp11,2 triliun), Honda (Rp5,2 triliun), dan Suzuki (Rp1,2 triliun).
Di luar Korea Selatan dan Jepang, Wuling sebagai perwakilan China juga sudah berancang-ancang memproduksi mobil listrik di Indonesia.
(fea)