Bila sensasi mengemudi seperti Bajaj saya alami saat bersama Coms, lain lagi dengan C+Pod. Kendaraan kedua ini menurut saya sudah menjadi mobil listrik sepenuhnya, namun dengan ukuran ringkas untuk mengangkut dua orang dewasa.
Dari sisi desain, C+Pod juga tampak lebih 'serius' untuk menjadi sebuah mobil listrik. Desain eksterior dan interiornya masih bisa diterima.
Menyalakan sistem C+Pod juga tidak perlu repot pakai anak kunci sebab sudah dibekali sistem tombol. Saya cukup tinggal menekan tombol dan mobil sudah siap dipakai. Tersedia tombol lain untuk mengoperasikan transmisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akses masuk dan keluar kabin mobil ini juga tidak terlalu sulit bagi saya. Selain itu mobil ini juga sudah dilengkapi AC sehingga penghuni kabin tak perlu "sauna" dalam perjalanan.
![]() |
C+Pod memiliki dimensi panjang 2.490 mm, lebar 1.290 mm, tinggi 1.550 mm, dan ground clearance 145 mm.
Mobil ini dibekali motor listrik yang dapat memuntahkan 9,2 kW dan torsi 56 nm, serta kecepatan maksimal yang diperoleh yakni 60 km per jam.
Tenaga listrik dihasilkan baterai lithium ion berkapasitas 51 Ah dengan daya jelajah untuk satu kali pengisian penuh sejauh 150 km. Baterai diposisikan di bawah jok.
Selain itu mobil ini juga akan dilengkapi sejumlah fitur keselamatan antaranya sistem pra-tabrak. Bedanya mobil ini memiliki desain lebih modern ketimbang Coms.
Nyetir mobil ini juga terbilang menyenangkan meski di dalam terasa sesak bila ada penumpang lain di sebelah saya. Saya berpikir bila konfigurasi tempat duduk dibuat 1+1 ke belakang mungkin akan lebih nyaman lantaran terasa lebih lega seperti mobil listrik Renault Twizy.
Sayangnya saat mencoba kedua mobil ini kami tidak dihadapkan dengan trek yang menantang seperti halnya tanjakan maupun kemacetan.
![]() |
Buat saya dua kendaraan ini sangat fungsional digunakan untuk jarak dekat, berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dan bentuk keduanya yang ringkas tak salah jika mobil ini awalnya sebagai mobil rental untuk menemani perjalanan wisata, di Bali misalnya.
Nah, agar layanan lebih maksimal juga harus tersedia banyak tempat pengisian baterai. Ini penting supaya setiap pengguna tidak merasa was-was ketika berpergian.
Dan satu lagi, soal harga. Kendaraan listrik macam ini harus punya harga yang relatif terjangkau bila mau menyasar pasar yang luas. Sebab kendaraan listrik punya potensi berkembang di Tanah Air.
Membahas strategi Toyota yang memulai dengan layanan sewa ini bisa menjadi awal sebelum menjualnya secara resmi. Dari situ bisa dilihat apa yang diperlukan konsumen dan pola pakai masyarakat terhadap kendaraan listrik.
(ryh/ryh/mik)