Rusia disebut telah memberi pernyataan ingin mengambil alih aset industri asing, termasuk otomotif. Hal ini berkaitan rencana penutupan operasi pabrik sementara di Rusia lantaran invasi negara itu ke Ukraina.
Sebelumnya produsen mobil termasuk Volkswagen, Toyota, Ford, General Motors, hingga Hyundai telah mengumumkan penutupan sementara pabrik di Rusia, setelah invasi mereka ke Ukraina.
Akibat invasi terjadi gangguan rantai pasok ke produsen. Di sisi lain, produsen juga 'meradang' dengan invasi yang dilakukan Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs web United Rusia, sekretaris dewan umum partai yang berkuasa, Andrei Turchak, mengatakan, sikap menutup pabrik adalah 'perang' terhadap warga Rusia.
Pernyataan itu merespons perusahaan makanan swasta Finlandia Fazer, Valio dan Paulig sebagai yang terbaru mengumumkan penutupan di Rusia.
"United Rusia mengusulkan nasionalisasi pabrik yang mengumumkan keluar dan menutup produksi di Rusia selama operasi khusus di Ukraina," kata Turchak.
Fazer merupakan indsutri pangan yang memproduksi cokelat, roti, dan kue kering, memiliki tiga toko roti di St Petersburg dan satu di Moskow, serta mempekerjakan sekitar 2.300 orang.
Dia menegaskan hengkangnya produsen asing dari Rusia merupakan bentuk perang nyata secara keseluruhan dengan Rusia, termasuk pada masyarakat.
Turchak mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan pembalasan yang ekstrem, layaknya sesuai hukum perang, menurut laporan Reuters.
"Kami akan mengambil tindakan pembalasan yang keras, bertindak sesuai dengan hukum perang," kata Turchak dikutip dari Auto News.
GM menjadi salah satu produsen yang hendak berhenti beroperasi di Rusia. Perusahaan berniat menghentikan ekspor ke Rusia.
GM hanya menjual sekitar 3.000 kendaraan per tahun di Rusia melalui 16 lokasi dealer di sana. Hal itu dikatakan tidak mempengaruhi pendapatan perusahaan secara global.
Kemudian aktivitas produsen mobil Prancis, Renault, menghasilkan 8 persen dari pendapatan intinya di Rusia, menurut laporan Citibank.
Mereka juga memiliki 69 persen saham di perusahaan patungan Rusia Avtovaz yang menaungi merek mobil Lada dan menjual lebih dari 90 persen produksi mobil untuk pasar domestik Rusia.
Sedangkan Volkswagen punya dua pabrik yang memperkerjakan 4.000 karyawan di Rusia. Pusat manufaktur itu mampu memproduksi 170.000 mobil di Rusia pada 2021.
Mitsubishi disebut memiliki 141 jaringan dealer di Rusia. Perusahaan ini juga memiliki saham di beberapa proyek pengembangan gas dan minyak Sakhalin II untuk menyuplai gas alam cair (LNG), batu bara, aluminium, nikel, batu bara, metanol, plastik dan bahan lainnya ke Jepang.
Raksasa otomotif global Toyota punya pabrik yang memproduksi Camry dan RAV4 di Saint Petersburg. Pabrik tersebut telah memperkerjakan 2.600 karyawan.
Sementara itu Mercedes-Benz panik atas ancaman Rusia ini karena merek Jerman ini memiliki aset sekitar Rp31,5 triliun. Mercedes-Benz memiliki pabrik di Esipovo, mulai beroperasi pada April 2019, dan memproduksi E-Class serta beberapa SUV.
(ryh/fea)