Harley-Davidson menyatakan telah menangguhkan bisnis dan pengiriman sepeda motor ke Rusia menyusul invasi negara itu ke Ukraina sejak pekan lalu.
Invasi Rusia ke Ukraina membuat sejumlah perusahaan otomotif Amerika Serikat (AS) dan Eropa menghentikan operasinya di Rusia.
Harley tak merinci terkait rencana penangguhan bisnisnya di Rusia, namun rencana tersebut dipastikan tidak akan berdampak pada penjualan HD di global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Rusia Vladimir Putin diketahui 'akrab' dengan moge asal Amerika Serikat itu. Ia juga sempat difoto mengendarai moge Harley-Davidson, dan bergabung dalam pertemuan pengendara motor di Ukraina pada 2010.
Saat ini Eropa merupakan pasar terbesar kedua Harley yang berbasis di Milwaukee untuk penjualan retail setelah Amerika Serikat.
Sedangkan dealer Harley-Davidson di Rusia jumlahnya ada sekitar 10 outlet, kata Chris Hodson, analis senior dan mitra di Edgewater Research. Secara keseluruhan berdasarkan laman Harley Davidson, perusahaan memiliki 369 dealer di Uni Eropa.
Moge Harley-Davidson yang semula dijadwalkan akan dikirim ke Rusia kemungkinan akan dialihkan ke negara lain menyesuaikan permintaan.
"Rusia bukanlah pasar signifikan. Setiap unit yang telah dialokasikan untuk Rusia dapat dialihkan ke tempat lain," ucap dia.
Merek lain asal AS yang menangguhkan operasi di Rusia antaranya Ford dan General Motor. Bahkan Ford sekaligus memberikan donasi US$100 ribu ke Global Giving Ukraine Relief Fund, untuk warga Ukraina dan keluarga mereka yang terlantar selama invasi.
Sementara General Motors menghentikan semua ekspor ke Rusia yang sedang "sibuk" menginvasi Ukraina, mengutip CNN.
Saham raksasa sepeda motor negeri paman sam itu turun 3 persen pada perdagangan sore, sejalan dengan indeks utama Wall Street karena krisis di Ukraina meningkat.
(ryh/mik)