Daihatsu memilih cuma menyediakan satu pilihan transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) untuk Sirion terbaru di Indonesia buat menggantikan otomatis (AT) di model lama.
Berbicara soal transmisi otomatis, paling umum sebetulnya ada dua jenis, yaitu AT dan CVT. Dua transmisi tersebut cukup banyak digunakan pabrikan di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum tau kelebihan dan kekurangan, kita sebelumnya perlu memahami apa itu CVT. Transmisi ini marak digunakan dan terkenal karena kehalusannya ketika perpindahan gigi.
Ketiadaan guncangan saat penggantian gigi membuat pengendara merasa lebih nyaman dibanding AT, bahkan manual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehalusan operasional CVT karena tak punya gearbox. Selain halusnya mesin, perpindahan gigi juga bisa menyesuaikan putaran mesin.
Kendaraan juga tidak perlu menggunakan RPM tinggi ketika berakselerasi karena tidak memengaruhi mesin mobil. Tidak sampai di situ, kendaraan dengan transmisi CVT juga cenderung menghemat bahan bakar jika digunakan dengan benar.
1. Tarikannya sangat halus sehingga tidak terasa ketika berpindah gigi
2. Kemampuan engine brake yang lebih besar
3. RPM tidak perlu difungsikan tinggi untuk berakselerasi sehingga bisa menghemat BBM
1. Akselerasi rendah sehingga tidak cocok untuk pengendaraan yang lebih senang dengan mesin berakselerasi tinggi.
2. Penggantian oli harus dilakukan secara berkala supaya menjaga umur transmisi lebih panjang.
3. Hanya bisa dijalankan di jalanan dengan medan halus karena bisa mengganggu mesin ketika melewati medan yang terjal dan menanjak.
4. Tempat servis yang tidak banyak dan ketika salah satu komponen rusak, seluruh komponen harus diganti sehingga memakan banyak biaya, mengutip situs Daihatsu Indonesia.
CVT pada Sirion bukan model konvensional, melainkan Dual Mode CVT atau D-CVT. Sebelum Sirion, mobil Daihatsu di Indonesia yang pertama kali pakai transmisi ini adalah Rocky kemudian di generasi terbaru Xenia.
Menurut Daihatsu D-CVT berbeda dari CVT konvensional, komponen dan cara kerjanya berbeda. CVT pada dasarnya menggunakan sepasang pulley yang bekerja sama dengan sabuk baja.
Pulley itu bisa membesar dan mengecil serta bergerak ke kiri-kanan sesuai kerja mesin mobil. Saat pulley berubah ukuran, diameter sabuk juga berubah.
Perubahan diameter sabuk baja ini yang menjadi rasio gigi pada transmisi CVT konvensional. Cara kerja seperti ini yang membuat perpindahan gigi bekerja tanpa jeda sehingga tidak ada hentakan.
Lalu tiap pulley bekerja didorong oleh sistem pompa fluida sehingga membuat kerja mesin jauh lebih ringan.
Sementara D-CVT tidak hanya menggunakan pulley dan sabuk baja saja, tetapi terdapat komponen lain yaitu rangkaian gigi tambahan serta planetary gear yang disebut Daihatsu sebagai split gear system.
Komponen tersebut yang kemudian akan bekerja bergantian. Mudahnya D-CVT punya dua cara kerja, atau sesuai dengan namanya, Dual Mode.
Pertama, D-CVT bakal bekerja seperti CVT konvensional sehingga perpindahan gigi mengandalkan pulley dan sabuk baja pada saat mobil pada posisi diam, kecepatan rendah, dan menengah.
Sementara mode kedua, kerja transmisi akan melibatkan split gear system saat mobil kecepatan tinggi.
Menurut Daihatsu, sistem ini membantu penyaluran tenaga dari mesin yang menyebabkan kecepatan rendah terasa lebih halus dan bertenaga, dan saat kecepatan tinggi bahan bakar bisa lebih irit.
D-CVT juga disebut punya rentang rasio gigi lebih lebar dan diklaim setara AT 8 percepatan.
(ryh/fea)