Elon Musk dan Gonjang-ganjing Tesla, WFO hingga Rumor PHK

CNN Indonesia
Minggu, 05 Jun 2022 10:30 WIB
Elon Musk jadi perhatian setelah ia memaksa semua karyawan Tesla masuk kantor hingga ingin pangkas karyawan. (REUTERS/Hannibal Hanschke)
Jakarta, CNN Indonesia --

Elon Musk menjadi sosok yang kerap menarik perhatian publik. Kali ini ia menjadi sorotan atas gonjang-ganjing perusahaannya, Tesla, mulai dari isu work from office (WFO) hingga rencana pemangkasan karyawan.

Sebelumnya, Musk mengeluarkan pernyataan yang mengharuskan setiap karyawan Tesla untuk bekerja dari kantor atau WFO dan tidak lagi bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Di masa pandemi Covid-19, hampir setiap perusahaan memberlakukan sistem kerja WFH. Bahkan ketika pandemi sudah mereda, masih banyak perusahaan yang melanjutkan sistem kerja ini atau setidaknya melakukan sistem kerja hibrida.

Tidak berlaku untuk Musk. Ia menekankan karyawannya harus bekerja dari kantor dan bukan dari tempat yang tidak ada hubungannya dengan Tesla.

Jika tidak mengikuti hal ini, karyawan diminta untuk mengundurkan diri.

"Siapa pun yang ingin melakukan pekerjaan jarak jauh harus berada di kantor minimal 40 jam per minggu atau meninggalkan Tesla," tegas Musk dalam bocoran email yang dikutip dari CNN.

Tak berselang lama, Musk kembali mengeluarkan pernyataan yang menarik perhatian.

Ia menyebut dirinya memiliki 'perasaan yang sangat buruk" tentang perkembangan ekonomi, sehingga ingin memangkas 10 persen karyawan Tesla.

Pernyataan tersebut disampaikan Musk melalui surat elektronik kepada para eksekutif perusahaan pada Kamis waktu setempat sebagaimana dilansir dari CNN. Pesan ini datang dua hari setelah Musk memberi pilihan karyawannya untuk WFO atau mengundurkan diri.

Meski demikian, Tesla belum memberikan komentar apapun soal surat elektronik dari CEO-nya tersebut.

Peringatan Musk tentang kemungkinan resesi dan efek bagi pabrikan mobil adalah perkiraan paling gamblang di industri ini.

Meski ada kekhawatiran soal resesi, permintaan untuk mobil Tesla dan kendaraan listrik lainnya sebetulnya tetap tinggi. Selain itu, banyak indikator penurunan industri otomotif di Amerika Serikat (AS) belum terlihat.

Tesla saat ini tengah berjuang untuk memulai produksi setelah sebelumnya sempat tertunda akibat lockdown Covid-19 di Shanghai. Tesla diketahui memiliki pabrik di sana.

Pandangan soal perasaan buruk Musk atas kondisi ekonomi pun menuai sejumlah komentar, di antaranya dari CEO JPMorgan Chase (JPM) Jamie Dimon dan Presiden Goldman Sachs (GS) John Waldron.

Sebuah "badai ada di luar sana di depan kita," kata Dimon baru-baru ini.

(lom/end)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK