Heboh Pertalite, Mobil Murah Agya-Brio Satya Wajib Minum Pertamax

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Jul 2022 11:15 WIB
Toyota Agya diwajibkan menggunakan BBM jenis Pertamax RON 92. (Foto: Toyota Astra Motor)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mobil mesin kecil bahkan kelas harga terjangkau dan ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC) wajib menggunakan bahan bakar minyak minimal Pertamax RON 92.

Di segmen LCGC ini ada Toyota Agya-Calya, Daihatsu Ayla-Sigra, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R dan Datsun.

Alasan pertama karena ini terikat dengan peraturan terkait LCGC. Untuk diingat,LCGC bukan produk yang didesain menggunakan BBM jenis Pertalite.

Sejak awal diluncurkan, LCGC direkomendasi memakai BBM minimal RON92 atau jenis Pertamax.

Hal itu sudah tertuang dalam regulasi di antaranya adalah kapasitas mesin yang berkisar antara 980-1.200cc untuk mengejar efisiensi 20 kilometer per liter.

Ketentuan itu tercantum dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/M-IND/PER/7/2013tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (PPKB). Aturan soal BBM minimal untuk LCGC bermesin bensin tertulis pada Pasal 2 ayat 2a.

Sedangkan aturan tentang penggunaan minimal bahan bakar minyak RON 92 juga tertulis dalam Peraturan Direktur Jendral Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi No. 25/IUBTT/PER/7/2013tentang Petunjuk Teknis PPKB.

Ini wajib dipenuhi produsen LCGC agar mendapat fasilitas keringanan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dari pemerintah. Pemilik LCGC yang kedapatan menggunakan BBM di bawah RON 92 akan dikenakan sanksi garansi mesin hangus.

Performa mesin

Penggunaan Pertamax RON 92 ini merupakan alasan teknis karena berkaitan dengan rasio kompresi mesin.

Contoh pabrikan otomotif Jepang, Toyota. Pabrikan mengklaim Agya telah mengantongi rasio kompresi di atas 10;1, dan membutuhkan bensin dengan RON 92.

Pemanfaatan BBM sesuai rekomendasi pabrikan bertujuan untuk kesempurnaan proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin.

Sedangkan BBM dengan nilai oktan yang lebih rendah memiliki sifat mudah terbakar, sehingga jika dipakai pada mesin modern Toyota malah akan terbakar sendiri sebelum busi memercikkan api sesuai siklus kerja mesin alias knocking.

Efeknya beragam mulai dari penggunaan BBM yang tak efisien, mobil kehilangan performa sampai pada gangguan mesin seperti knocking.

Bila dibiarkan menggunakan BBM yang tak sesuai rekomendasi, dalam jangka panjang mesin lebih cepat kelelahan, sehingga mempercepat proses kerusakan komponen dalam mesin.

(ryh/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK