Ambang batas uji emisi kendaraan di Jakarta telah diatur melalui peraturan gubernur. Setiap kendaraan memiliki batas maksimal emisi yang berbeda-beda.
Menurut penjelasan Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan pengukuran emisi kendaraan di Jakarta mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2008 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Dalam aturan itu ditetapkan ada empat kategori kendaraan, yaitu:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Metode pengujian emisi kendaraan menilai kandungan dua zat berbahaya, yakni karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC).
CO adalah zat pencemar yang dihasilkan proses pembakaran lalu dikeluarkan knalpot. Sedangkan HC merupakan sisa bahan bakar yang tidak terbakar di proses pembakaran yang keluar dari knalpot.
Selain CO dan HC, uji emisi juga menilai opasitas, yakni tingkat ketebalan asap yang dikeluarkan kendaraan berbahan bakar Solar. Opasitas adalah perbandingan tingkat penyerapan cahaya oleh asap yang dinyatakan dalam satuan persen.
Pada kendaraan bensin, CO dan HC diukur saat kendaraan sedang dalam posisi idle atau putaran mesin dengan sistem kontrol bahan bakar tidak bekerja.
Sedangkan untuk kendaraan diesel, CO dan HC diukur ketika putaran mesin idle hingga mencapai putaran mesin maksimum.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya bakal mulai menerapkan uji emisi sebagai salah satu syarat perpanjangan STNK mulai Desember 2022. Pemilik kendaraan yang belum uji emisi atau tidak lulus uji emisi akan dikenakan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Saat ini berbagai pihak tengah membahas besaran denda yang akan dikenakan untuk kedua hal tersebut.
Berikut acuan batas uji emisi untuk kendaraan di Jakarta:
Kategori | Tahun Pembuatan | CO | HC | Metode Uji |
Sepeda motor 2-tak | < 2010 | 4,5 persen | 12.000 ppm | Idle |
Sepeda motor 4-tak | < 2010 | 5,5 persen | 2.400 ppm | Idle |
Sepeda motor 2-tak dan 4-tak | ≥ 2010 | 4,5 persen | 2.000 ppm | idle |
Kategori | Tahun Pembuatan | CO | HC | Opasitas | Metode Uji |
Bensin | < 2007 | 3 persen | 700 ppm | Idle | |
≥ 2007 | 1,5 persen | 200 ppm | |||
Diesel | |||||
Gross Vehicle Weight ≥ 3,5 ton | < 2010 | 50 persen | Akselerasi bebas | ||
≥ 2010 | 40 persen | Akselerasi bebas | |||
Gross Vehicle Weight > 5 ton | < 2010 | 60 persen | Akselerasi bebas | ||
≥ 2010 | 50 persen | Akselerasi bebas |