Hyundai Respons Harga Pertalite Naik
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Makmur menanggapi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar.
"Kita tunggu saja naiknya berapa (persen). Namun, kita tetap optimis, walaupun pasti ada syok dan penyesuaian dari konsumen untuk mau beli kendaraan atau tidak. Kalau sekarang, kan, mereka (masih) tidak ada pilihan karena Pertalite adalah (BBM) paling murah saat ini," kata Makmur di Malang, Rabu (31/8) malam.
Menurut Makmur pihaknya optimistis merek Hyundai tetap akan mengalami pertumbuhan lebih baik daripada tahun lalu di tengah rencana harga Pertalite naik.
"Walaupun dengan (isu) inflasi, kenaikan BBM, kita optimistis industri otomotif di Indonesia akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, mengingat kebutuhan akan otomotif masih tinggi," ucap Makmur.
Ia pun menyarankan pengguna Stargazer untuk menggunakan BBM nonsubsidi seperti Pertamax, yang dinilai mampu memaksimalkan performa mobil.
"Kalau kita kejar performa, dengan kompresinya yang tinggi, maka, kita membutuhkan oktan yang tinggi juga," kata Makmur.
"Namun, apakah boleh pakai yang lebih rendah (Pertalite)? Boleh. Tidak ada masalah, yang penting gunakan BBM tanpa timbal. Tapi, kita rekomendasikan semakin tinggi oktannya, maka semakin baik," ujarnya.
Lihat Juga : |
PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mulai 1 September 2022. Kendati harga Pertamax Turbo dan Dexlite turun, namun harga BBM jenis lainnya, termasuk BBM bersubsidi tetap sama.
Pertalite (Ron 90) : Rp7.650
Pertamax (Ron 92): Rp12.500
Pertamax (Ron 98) Rp15.900
Solar/Biodiesel (subsidi) : Rp5.150
Dexlite (CN 51): Rp17.100
Pertamina Dex (CN 53) : Rp17.400
Dijelaskan Makmur, dengan kenaikan harga BBM ini artinya mampu membuka peluang terkait minat kendaraan ramah lingkungan seperti mobil listrik (EV).
"Potensi EV pun semakin besar, apalagi dengan kenaikan BBM. Namun, sebenarnya, tanpa BBM naik pun, penerimaan EV sangat baik," ucap Makmur.