
Kendala Konversi Motor Listrik: Biaya Konversi Mahal Belum Ada Leasing

Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan melakukan program konversi dari kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik menghadapi banyak kendala.
Program ini dianggap tidak menyentuh seluruh segmen masyarakat karena harga konversi untuk satu unit motor membutuhkan biaya hingga puluhan juta. Ia sedikit memberi gambaran mengenai biaya melakukan konversi untuk sepeda motor.
Untuk harga baterai kisaran Rp7 juta- Rp8 juta, controller yang digunakan sebagai manajemen baterai sekitar Rp1,5 juta- Rp2 juta, sementara motor listrik atau dinamo Rp3 juta.
Itu masih sebatas komponen utama, belum ditambah komponen pendukung lain yang potensi mendongkrak harga konversi motor konvensional menjadi motor listrik.
Jika ditotal, harga sepeda motor konversi malah akan jauh lebih tinggi dari roda dua konvensional dalam keadaan baru. Ambil contoh Honda Beat maupun Scoopy mulai Rp17 jutaan hingga Rp20 jutaan.
"Harga itu juga belum termasuk jasa ya," kata Yannes saat dihubungi, Selasa (20/9).
Maka, ia mengatakan untuk menjalankan program tersebut tentu harus didukung pemerintah. Sebab dalam memperoleh unit, harga yang dikeluarkan tidak masuk ke dalam kategori terjangkau.
"Artinya perlu dukungan dari pemerintah kalau mau programnya jalan," kata dia.
Ia juga menyoroti masalah terkait sejumlah komponen utama dari kendaraan listrik yang dinilai tinggi harganya, terutama baterai.
Kata Yannes kalau komponen mengalami kerusakan, konsumen akan merogoh kocek lebih dalam.
Ia bilang salah satu dukungan untuk menyukseskan program konversi, yaitu pemerintah diminta menggandeng lembaga pembiayaan. Dengan begitu masyarakat dapat lebih diringankan sehingga tertarik untuk mencoba kendaraan listrik hasil konversi.
"Lembaga keuangan juga harus dukung, misalnya kredit dan sebagainya," tutup Yannes.
[Gambas:Video CNN]