BBM Pertalite Menguap dan Lebih Boros, Emang Bisa?
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting buka suara menanggapi media sosial facebook yang tengah diramaikan soal bahan bakar minyak (BBM) subdisi jenis Pertalite mudah menguap yang menyebabkan pemakaiannya lebih boros.
Menurut Irto, BBM Pertalite tidak mengalami perubahan spesifikasi usai mengalami kenaikan harga Rp10 ribu.
Irto menjelaskan batasan dalam spesifikasi Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP).
"Saat ini hasil uji RVP dari pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diijinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal)," kata Irto kepada CNNIndonesia.com.
Dikatakan Irto, pengupan bahan bakar Pertalite bisa terjadi lebih cepat jika temperatur penyimpanan meningkat drastis. Spesifikasi Pertalite batasan maksimum untuk penguapan adalah 10 persen, dibatasi maksimal 74 derajat celsius.
"Secara umum produk pertalite ada di suhu 50 derajat celcius. Artinya, pada saat temperatur 50 derajat celsius, BBM subsidi itu sudah bisa menguap hingga 10 persen. Semakin tinggi temperatur, maka akan semakin tinggi tingkat penguapannya," tutur Irto.
Irto menuturkan setiap pengendara harus mengisi BBM Pertalite melalui lembaga penyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop, sebab Pertamina berkomitmen untuk menyalurkan produk-produk BBM berkualitas sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Hal itu ditunjukan melalui control kualitas, produk yang tidak sesuai spesifikasi tidak akan disalurkan ke lembaga penyalur.
"Pertamina mengimbau agar konsumen melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop, agar produk BBM yang didapatkan terjamin kualitas dan keamanannya," ucap Irto.
Sebelumnya, beberapa akun Facebook mengeluhkan kalau kualitas pertalite menurun dan semakin boros.
"Saya rasa bensin pertalite sekarang gampang menguap, lebih boros," tulis akun bernama Achmad Hartanto.
Senada dikatakan akun bernama Nurul Lestari, ia mengatakan pertalite lebih boros dari biasanya.
"Saya merasa juga lebih boros, Rp20 ribu cuma buat dua hari. Padahal antar jemput anak saja, sekolah dekat," kata dia.
(mik)