Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Indonesia masih relatif aman terkait kelangkaan chip semikonduktor karena kebanyakan mobil yang diproduksi berupa mobil konvensional atau Internal Combustion Engine (ICE).
Airlangga menjelaskan produksi mobil ICE saat ini relatif terjaga sehingga masa inden tidak terlampau lama buat konsumen di dalam negeri.
"Kebanyakan kan ICE, relatif masih aman," kata Airlangga akhir pekan kemarin saat ditemui di Senayan Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chip yang merupakan komponen penting dalam mobil untuk komponen elektronik dikatakan Airlangga lebih memengaruhi mobil listrik di Indonesia.
Saat ini masa inden mobil berbasis baterai di Tanah Air cukup lama. Misalnya Hyundai Ioniq 5 indennya tembus satu tahun.
Tidak hanya itu, berdasarkan penuturan tenaga penjual Toyota pada Agustus, mobil hybrid Toyota masa indennya sudah mencapai tiga bulan.
"Yang terpengaruhnya itu elektrik," kata Airlangga.
Airlangga mengatakan masalah chip yang berdampak ke industri otomotif Indonesia tidak dapat dihindari karena merupakan masalah global.
"Jadi ini kan global ya, jadi kita lihat saja (sampai kapan)," kata dia.
Lebih lanjut, ia belum dapat memperkirakan mengenai kapan krisis chip untuk industri otomotif Indonesia ini akan berakhir. Ia juga tak membeberkan upaya pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.
(ryh/fea)