Sejumlah masyarakat masih memilih BBM Vivo sebagai bahan bakar untuk kendaraan.
Vivo memasarkan tiga jenis bahan bakar bensin yaitu Revvo 95 Rp14.830 per liter, Revvo 92 Rp14.140 per liter, dan Revvo 90 Rp12.600 per liter. Untuk Revvo 89 saat ini tak lagi dipasarkan.
Sementara Pertamina, harga bahan bakar yang ditawarkan terpaut jauh lebih terjangkau dari Vivo. Pertalite (RON 90) misalnya, yang dijual Rp10 ribu per liter atau Rp2.600 lebih murah dari Revvo 90. Sedangkan Pertamax (RON 92), harganya dibanderol Rp13.900 per liter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra, pengguna roda dua mengatakan Vivo menjadi alternatif sebab melihat antrean pada SPBU Pertamina kerap membludak. Gap harga justru tak mempengaruhi meski Vivo lebih mahal ketimbang bahan bakar dari operator pelat merah, Pertamina.
"Kadang suka tidak kuat ngantri. Jadi biar deh selisih Rp5 ribu, karena kan saya biasa isi dua liter per hari," ucap Hendra ditemui di SPBU Vivo kawasan Jakarta Selatan, Rabu (26/10).
Lihat Juga : |
Pantauan CNNIndonesia.com, salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo di Jakarta Selatan cukup padat antrean. Silih berganti kendaraan mengantre untuk memperoleh bahan bakar pada SPBU ini. Namun, mayoritas konsumen bahan bakar Vivo ini berasal dari kalangan pengguna roda dua.
Hal yang sama juga diutarakan Raden Intan saat ditemui di lokasi yang sama. Ia menilai produk Vivo bisa jadi alternatif ketimbang harus mengantre bahan bakar di Pertamina.
Ia juga merasa produk dari bahan bakar bensin dari Vivo cukup baik berdasarkan nilai oktan, 90, dan performa skuter matiknya.
"Ya dari pada ke Shell, paling murahnya hampir Rp15 ribu seliter. Terus kalau ke Pertamina kalau lagi jam sibuk gini antrenya parah, emang sih lebih murah walau sama-sama 90. Tapi kalau buru-buru ya mending ke sini, karena kan kalau pulang kerja pasti lewatin," ujar Intan.
Intan bahkan ingin agar Vivo bisa memperbanyak cabang sehingga pengisian bahan bakar dapat dilakukan di beberapa kawasan.
"Ya kalau tidak hari kerja sih isinya tidak kesini (Vivo). Rumah saya daerah Depok, kan tidak ada. Ya paling ke Pertamina," katanya.
Sementara itu para pengguna kendaraan mengaku memilih SPBU selain Pertamina ini untuk mengisi bahan bakar bukan karena berbagai informasi viral pada media sosial beberapa waktu belakangan.
Seperti diketahui belum lama ini sempat viral sejumlah warganet yang membagikan pengalaman menggunakan bahan bakar Pertamina.
Misalnya pengguna Pertamax yang mengeluh bahan bakar tersebut mengandung lumpur. Kemudian ada kecurigaan lain soal kadar oktan Pertalite yang diduga tidak sesuai atau berada di bawah angka 90.
"Tapi kalau saya pribadi pakai Vivo bukan karena itu sih, ya karena lebih sepi. Saya juga masih sering pakai Pertalite kok. Pokoknya mah kalau tidak kenapa-kenapa motornya, mogok gitu. Berarti aman," kata Intan.
Senada, pengendara lain yang juga konsumen Vivo, Pandu, mengaku tak terlalu ambil pusing dengan informasi yang beredar terkait bahan bakar Pertamina.
"Sebetulnya agak was-was sih pas baca-baca berita kemarin. Tapi ya mau bagaimana lagi, ya ujung-ujungnya ke Pertamina kalau misalnya ke daerah yang tidak ada Vivo. Ini saja baru sekali isi di sini karena tadi lihat Pertamina penuh," ungkap Pandu.