Renault dan Geely Sepakat Saling Suplai Mesin Mobil Hybrid

CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2022 21:00 WIB
Renault dan Geely akan mendirikan perusahaan baru berbasis di London yang bertugas menghasilkan mesin hybrid dan konvensional.
Renault dan Geely akan mendirikan perusahaan baru berbasis di London yang bertugas menghasilkan mesin hybrid dan konvensional. (REUTERS/MICHAELA REHLE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Produsen asal Prancis, Renault SA, dan salah satu raksasa otomotif di China, Geely, mengumumkan bekerja sama berbagi teknologi mesin konvensional dan hybrid.

Kolaborasi ini bakal menghasilkan perusahaan patungan dengan kepemilikan 50:50 yang akan mempekerjakan 19 ribu orang di 17 pabrik mesin serta di tiga pusat riset dan pengembangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan baru itu akan menghasilkan mesin bensin dan hybrid untuk disuplai ke berbagai merek di bawah payung Renault dan Geely.

Renault membawahi merek Alpine, Renault Sport, Dacia dan juga Renault Samsung Motors. Selain itu juga beraliansi dengan Nissan dan Mitsubishi.

Sedangkan Geely juga punya banyak merek naungan yakni Geely Auto, Geometry, Maple, Zeekr, Volvo Cars, Polestar, Lynk & Co, Proton, dan Lotus.

Meski demikian finalisasi kesepakatan dan peluncuran perusahaan baru akan dilakukan pada 2023.

Sumber dari Reuters menjelaskan salah satu kesepakatan awal kerja sama ini adalah setidaknya tiga bulan negosiasi. Perusahaan baru nantinya bakal berbasis di London.

Bagi Geely perjanjian ini akan mengembangkan bisnis di luar China usai memiliki Volvo Cars dan juga saham di Mercedes-Benz.

Sementara untuk Renault akan mempercepat peralihan ke kendaraan listrik dan menyesuaikan regulasi Eropa yang ingin kendaraan konvensional berhenti dijual pada 2035.

Renault dan Geely mengatakan perusahaan baru bisa menyuplai mesin konvensional dan hybrid ke Nissan dan Mitsubishi. Kapasitas suplai kedua jenis penggerak itu dikatakan dapat mencapai 5 juta unit per tahun.



(fea)


[Gambas:Video CNN]
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER