TIPS OTOMOTIF

Tol Cipali Mematikan, Berikut Tips Berkendara Biar Tak Jadi Korban

CNN Indonesia
Selasa, 06 Des 2022 10:02 WIB
Mengemudi di jalan tol adalah aktivitas serius dan tak boleh disepelekan, Ada banyak hal yang harus diperhatikan. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ruas jalan Tol Cipali disebut memiliki angka kematian karena kecelakaan lalu lintas tertinggi di dunia. Menurut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) rata-rata ada satu korban jiwa per kilometer di jalan bebas hambatan itu.

Terbaru, yaitu kasus kecelakaan Kepala BKD Jawa Barat yang menjadi korban tewas pada 25 November 2022 di Tol Cipali KM 119.600. Kemudian ada lagi kecelakaan maut terjadi di Cipali hingga membuat sebuah minibus ringsek.

Mengemudi di jalur bebas hambatan tak bisa dianggap sepele sebab kecepatan di area ini tinggi dan kecelakaan juga bisa dipengaruhi faktor kelalaian pengendara serta kondisi lingkungan sekitar.

Agar meminimalkan risiko kecelakaan, Anda disarankan memahami teknik yang tepat. Jam terbang mengemudi tak selalu menjamin keselamatan 100 persen.

Berikut ini tips buat Anda sebagai upaya menekan angka kecelakaan selama mengemudi di jalan tol.

Jaga konsentrasi

Mengemudi adalah aktivitas yang memerlukan konsentrasi penuh, sebab potensi kecelakaan bisa muncul sepersekian detik. Kondisi tubuh prima diperlukan untuk mengemudi jarak jauh melintasi jalan tol, ini agar stamina terjaga dan tidak mengantuk.

Pengemudi yang mengantuk memicu pengurangan konsentrasi dan berpotensi menyebabkan kecelakaan berakibat fatal. Kantuk juga bisa datang dari aktivitas mengemudi monoton, termasuk di Tol Cipali yang jalurnya lurus panjang.

Perhatikan batas kecepatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kendaraan, pada Pasal 3 menetapkan batas kecepatan di jalan tol paling rendah 60 km per jam, sedangkan tertinggi 100 km per jam.

Sementara untuk jalan antarkota maksimal 80 km per jam dan di kawasan perkotaan paling tinggi 50 km per jam.

Batas kecepatan juga sekaligus menentukan ruas jalan mana yang sebaiknya kita lalui. Jalur kanan ditentukan hanya untuk mendahului sesuai batas kecepatan, jangan sampai berkendara lebih pelan di jalur ini.

Perlu ditekankan mengemudi di atas batas kecepatan di jalan tol merupakan prilaku berbahaya tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan juga pengemudi lain.

Perlu diingat juga semakin cepat kendaraan maka sulit dikendalikan sehingga risiko kecelakaan makin tinggi dan akibatnya bisa fatal.

Jaga jarak

Selain kecepatan, jaga jarak aman antarkendaraan juga perlu diterapkan. Mengatur jarak aman di segala kondisi, menurut Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, dapat menggunakan prinsip tiga detik yang merupakan bagian dari keahlian mengemudi.

Tiga detik adalah jarak antara kendaraan yang dikemudikan dengan kendaraan lain di depan. Menerapkannya bisa dengan cara mulai menghitung ketika kendaraan di depan melewati satu titik, misal rambu, tiang, atau lainnya, lalu dihitung tiga detik sampai kendaraan yang kita kemudikan melintasi titik yang sama.

Kata Jusri jarak aman tiga detik itu ditentukan berdasarkan kemampuan manusia merespons situasi mendadak.

Jusri bilang saat mengemudi manusia butuh 1,5 detik buat memahami situasi berbahaya lalu 1,5 detik berikutnya untuk merespons misalnya membanting setir atau mengerem kuat.

Jusri melanjutkan jarak aman memang kerap menimbulkan ruang kosong antar kendaraan, namun ruang tersebut bukan untuk ditempati kendaraan lain tiba-tiba. Jadi jika melihat kendaraan lain sedang mengatur jarak aman lebih baik tidak diserobot.

Hindari kendaraan besar

Hindari mengemudi di sekitar kendaraan besar seperti bus maupun truk, misalnya Anda memilih membuntuti dari belakang atau berada di depan sebaiknya tak terlalu lama.

Hal itu bisa berbahaya sebab kendaraan berukuran besar memiliki titik buta yang besar. Hal tersebut membuat keberadaan Anda akan disadari oleh pengemudi truk atau bus.

Selain itu berada di sekitar kendaraan besar berarti visibilitas Anda terbatas yang bisa mengurangi kontrol pada keadaan sekitar.

Anda perlu juga memahami kendaraan besar punya risiko rem blong dan sebagainya.

Hati-Hati bermanuver

Hindari pergerakan tiba-tiba terutama ketika berada pada kecepatan tinggi. Terlebih jika mobil Anda berjenis SUV dengan profil cenderung lebih tinggi, sehingga kemungkinan kendaraan terbalik lebih besar jika pengemudi tak hati-hati saat bermanuver.

Tingkatkan keahlian

Pengemudi sebaiknya sering berlatih dan menerapkan kemampuan hard skill dan soft skill-nya ketika mengemudi mobil.

Hard skill merupakan ilmu bagaimana kita mengenal, memahami, dan mengoperasikan kendaraan dengan benar. Sementara soft skill adalah ilmu pengemudi dalam menerapkan perilaku, etika, dan kebiasaan yang aman di jalan raya.

Paling terpenting adalah membaca buku manual kendaraan agar pemahaman dan penguasaan pada mobil yang dikendarai akan lebih optimal.



(ryh/fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK