Alasan Sebenarnya Klub Motor Besar Minta Moge Masuk Tol
Irianto Ibrahim, Presiden Motor Besar Club Indonesia (MBCI), membongkar alasan sebenarnya mengapa ia dan para rekannya di komunitas ngotot agar moge diizinkan melintasi jalan tol di Indonesia.
Hal ini bukan yang pertama ia usulkan. Menurut Irianto sudah lebih dari 10 tahun pengguna moge meminta pemerintah melegalkan motor melintas di jalan bebas hambatan.
"Jadi seperti ini motor besar itu sekarang masih dianggap mengganggu kenyamanan masyarakat kalau digunakan di jalan umum," kata pria yang akrab disapa Rian ini melalui sambungan telepon, Selasa (10/1).
Polemik ini yang dia katakan ingin dihindari sehingga pengguna moge bisa melintas di jalur lain dan tak bersentuhan langsung dengan banyak masyarakat.
"Belum lagi misalnya kami ini touring bersama, padahal kami sudah ada kawalan (polisi), resmi loh. Yah tau sendiri, kami lewat sedikit ribut, dibilang macet lah, mengganggu, Intinya kami tidak mau mengganggu," ungkapnya.
Selain itu menurut Rian dibukanya akses tol bakal motor dapat memberi keuntungan ke negara melalui devisa dari para pelancong yang doyan touring menggunakan moge.
Ia bercerita selama ini banyak rekannya dari negara lain tertarik menikmati alam Indonesia melalui touring sepeda motor, namun mengurungkan niat karena kebijakan roda dua masuk tol di Tanah Air belum ada.
"Karena mereka tau di negara lain itu motor bisa masuk tol, jadi gampang. Nah di Indonesia tuh belum. Jadi motor ya lewat jalur biasa, jalurnya begitu. Padahal mereka tau Indonesia itu bagus," kata Rian.
Namun demikian, ia menekankan mengenai pentingnya pemahaman keselematan berkendara sebelum motor bisa masuk jalan tol.
Ia berujar perlu ada edukasi lebih dahulu kepada masyarakat sehingga semua dapat memanfaatkan tol untuk sepeda motor secara aman.
"Makanya nanti kita perlu duduk bareng dulu. Edukasi itu penting soal keselamatan bersama. Ini kan juga tugas kita buat negara maju," kata dia.
Bayar pajak lebih mahal
Rian melanjutkan pemerintah perlu membuka mata atas usulan yang sudah disampaikan. Terlebih, Rian menilai banyak hal baik dilakukan para pengguna moge seperti memberikan pemasukan ke negara melalui pajak dan sejumlah aksi sosial.
"Kami bayar pajak jauh lebih mahal. Dan kami ini peduli sama masyarakat luas seperti membuat bakti sosial kalau ada saudara kita yang terkena musibah atau bencana. Makanya pemerintah harus pertimbangkan," kata dia.
Ia menambahkan tidak akan bosan memberikan usulan tersebut ke pemerintah meski sudah bertahun-tahun tak terealisasi.
"Tentu saya akan perjuangkan terus," kata Rian.
(ryh/fea)