
Indonesia Disebut Belum Siap Atasi Insiden Kebakaran Kendaraan Listrik

Pengamat otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi menilai Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia belum mampu menangani jika ada masalah ekstrem pada kendaraan listrik seperti kebakaran.
Bahkan, menurut Agus ketidaksiapan SDM Indonesia menangani kasus kebakaran pada kendaraan listrik tersebut juga diakui pemerintah.
"Dimana masyarakat antusias (EV), maka safety belum siap. Itu diakui (pemerintah)," kata Agus di Jakarta, Rabu (25/1).
Lihat Juga :Tips Otomotif Waspada Sekring Mobil Meleleh Picu Kebakaran |
Menurut Agus kasus kebakaran antara kendaraan listrik dengan konvensional memiliki penanganan berbeda.
Kata dia saat kendaraan listrik terbakar, suhunya akan naik sangat tinggi akibat korsleting pada baterai. Pada kondisi ini objek yang terbakar juga tidak bisa langsung disiram air atau disemprot menggunakan alat pemadam api ringan untuk memutus api.
Pada beberapa kejadian di luar negeri, menyiram air ke kendaraan listrik saat terbakar tidak berpengaruh signifikan.
"Jadi even menangani safety kendaraan listrik, itu pemadam kebakaran kita belum siap," kata Agus.
Cara penanganan tepat dikatakan Agus tidak dimiliki banyak orang, sekalipun di negara yang sudah populer menggunakan kendaraan listrik.
Kata dia banyak tenaga ahli yang sudah mendapat pelatihan kewalahan memadamkan api di kendaraan listrik.
"Seperti di luar yang sudah training saja masih kewalahan menghadapinya. Seperti di Prancis itu malah jadinya ratusan bus grounded. Karena temperatur tinggi setelah terbakar," ungkapnya.
(ryh/fea)[Gambas:Video CNN]