Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia tak boleh kalah dari Thailand soal pemberian insentif guna merangsang ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Pemerintah tengah menggodok formulasi yang pas terkait hal ini.
Bahlil mengatakan pemerintah tengah mengatur formulasi mengenai kemudahan yang paling pantas dan kompetitif bagi investor yang bisa mendukung ekosistem baterai mobil listrik di Tanah Air.
"Kita tahu beberapa negara lain seperti Thailand itu banyak sekali memberikan 'sweetener' yang kemudian merangsang untuk industrinya dibangun dalam negara mereka dan Indonesia tidak boleh kalah," ujar Bahlil dalam video yang tayang di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (13/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bahlil, Indonesia mendukung pengembangan kendaraan listrik beserta ekosistemnya. Oleh sebab itu pemerintah tidak ingin jumlah penduduk Indonesia yang besar hanya menjadi konsumen barang impor.
"Jangan sampai pasar kita dilakukan penetrasinya dengan produk-produk dari luar negeri. Kita harus jaga dan kita juga mampu melakukan penetrasi pasar ekspor," paparnya.
Ia menambahkan pemerintah berencana produksi baterai untuk mobil listrik di Indonesia dimulai tahun depan. Bahlil menyebut LG Energy Solution Ltd dan Hyundai Motor Group yang akan memulai produksi itu di Karawang, Jawa Barat.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo percaya diri 60 persen mobil listrik di pasar global akan bergantung pada ekosistem baterai kendaraan listrik yang dibangun di Indonesia.
Menurut dia Indonesia dapat memproduksi baterai kendaraan listrik dan membuat negara lain bergantung karena memiliki nikel, tembaga, bauksit, timah dalam jumlah besar. Indonesia menurutnya hanya kekurangan litium untuk membangun ekosistem baterai listrik.