Sejumlah dealer Toyota mengaku masih optimistis dengan penjualan mobil low cost green car (LCGC) meski ada kenaikan harga sebesar Rp5 juta.
PT Astrido Jaya Mobilindo menilai LCGC masih punya banyak peminat di Indonesia dan akan tetap populer menjadi mobil pertama konsumen.
"Kalau dari market pasti tetap besar peminat untuk first buyer kendaraan roda empat," kata Arnold Yossy, Marketing Promotion Section Head PT Astrido Jaya Mobilindo saat dihubungi, Selasa (28/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya saja kemampuan beli menjadi lebih selektif dan kemungkinan malah menjadi kendaraan kedua untuk beberapa level customer," ungkap dia menambahkan.
Namun begitu, Yossy tidak mau bicara lebih lanjut soal rencana kenaikan harga LCGC. Pasalnya, saat ini belum ada aturan resmi dari pemerintah terkait hal itu.
Dealer Toyota lainnya, Auto2000 juga belum mau berkomentar lebih lanjut mengenai rencana pemerintah itu. Cahaya Fitri Tantriani selaku Customer Satisfaction Development & Marketing Communication Auto2000 mengatakan pihaknya perlu mempelajari lebih lanjut rencana yang disampaikan pemerintah itu.
"Soal kebijakan pemerintah ini masih rencana ya, tentu akan dipelajari lebih lanjut. Apalagi kalau penjualan itu banyak sekali faktor yang mempengaruhi," ujar Tantri.
Sebelumnya, Kasubdit Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (Ilmatap) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dodiet Prasetyo mengatakan pemerintah berencana menaikkan harga LCGC sebesar Rp5 juta.
Menurut Dodiet penyesuaian ini akan diterapkan pada acuan harga LCGC yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 Tahun 2021, yakni Rp135 juta. Pemerintah menyetujui usulan untuk menaikkan ceiling price KBH2 sebesar 5 persen.
"Untuk pajak PPnBM KBH2 tetap 3 persen dan bukan naik menjadi 5 persen. Yang diberikan kenaikan 5 persen, merupakan ceiling price dari harga minimal KBH2 sebesar Rp135 juta," kata Dodiet beberapa waktu lalu.
"Kenaikan ceiling price 5 persen dari 135 juta akan menyebabkan kenaikan harga sebesar Rp6,7 juta untuk varian KBH2 terendah, namun perusahaan belum tentu akan memaksimalkan plafon pemakaian harga tersebut, bisa jadi perusahaan cuma menaikkan Rp5 juta dari Rp6,7 juta tersebut," imbuhnya.