Deretan Puluhan Mobil Listrik Tak Dapat Jatah Subsidi Pemerintah

Tidak semua mobil listrik menerima subsidi pemerintah. Sejak kebijakan resmi diumumkan pada Senin (6/3), hanya dua mobil listrik ditunjuk sebagai penerima bantuan yakni Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV.

Salah satu alasan Ioniq 5 dan Air EV berhak menerima subsidi lantaran keduanya diproduksi di dalam negeri dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen, sesuai syarat yang diberikan pemerintah.

Sedangkan setidaknya 11 mobil listrik lain yang sudah banyak bermunculan dan masif dipasarkan di Tanah Air sebagian besar merupakan produk impor.

Berikut daftar mobil listrik sudah dijual tak dapat subsidi:

Esemka Bima EV

Merek lokal Esemka sejak bulan lalu sudah mulai menawarkan mobil listrik berupa kendaraan niaga yang bernama Bima EV. Mobil impor dari China ini tersedia dua varian, blind van yang dijual Rp530 juta dan passenger van Rp540 juta.

DFSK Gelora E

Bulan lalu DFSK mengumumkan mobil listrik niaga Gelora E telah diproduksi di pabrik Cikande, Serang, Banten. Sebelumnya mobil ini diimpor dari China.

Harga Gelora E turun Rp134 juta setelah diproduksi lokal menjadi Rp350 juta untuk varian blind van dan Rp399 juta buat minibus.

Walau sudah diproduksi lokal Gelora E tak disebut pemerintah menerima subsidi seperti Hyundai dan Wuling.

Nissan Leaf

Nissan Leaf kini menjadi satu-satunya mobil listrik Jepang yang dibanderol di bawah Rp1 miliar, yakni Rp738 juta.

Mobil listrik di atas Rp1 M

Ada banyak mobil listrik impor lain di Indonesia tetapi harganya di atas Rp1 miliar.

Merek Jepang Toyota bZ4X saat ini dilego Rp1,19 miliar, sedangkan Lexus UX300e dipasarkan Rp1,464 miliar.

Mobil listrik lain yang dijual harga miliaran yaitu Mini Electric Rp1,05 miliar, kemudian BMW Indonesia memasarkan i4 eDrive40 M Sport Rp2,108 miliar dan iX xDrive40 Sport Rp2,398 miliar.

Selanjutnya, Mercedes-Benz menjual mobil listrik EQE 350+ Rp2,215 miliar, EQS 450+ Rp2,984 miliar, dan EQS 450+ AMG Line Rp3,41 miliar.