Komunitas sepeda motor trail Serigala Rider menyayangkan acara di Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung yang merusak bunga edelweis rawa. Kejadian ini sempat viral di media sosial dan jadi perhatian khusus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Wisnu Guntoro Adi, pendiri Serigala Rider sekaligus pegiat motor trail menyebut kejadian di Ranca Upas itu bakal menimbulkan sentimen negatif masyarakat. Padahal, komunitas-komunitas motor trail di Indonesia sudah susah payah membangun citra mereka di mata masyarakat.
"Buat teman-teman yang main trail dari dulu sebelum begitu masif di Indonesia, kita jadi sedih. Saya mungkin jadi salah satu yang kena dampaknya," kata Wisnu saat dihubungi, Rabu (8/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Wisnu menyatakan saat ini pemahaman bermain motor trail tanpa merusak alam juga masih minim. Padahal, trail adventure seperti di Ranca Upas hanya bisa digelar di daerah-daerah seperti itu.
"Pemahaman mereka tentang main off road tanpa harus merusak lingkungan itu masih minim bahkan tidak mengerti," ujar dia.
Berkaca dari kasus tersebut, Wisnu menyebut saat ini perlu sosialisasi lebih masif terkait tread lightly atau bisa bermain motor tanpa merusak alam. Menurut dia hal ini merupakan salah satu unsur terpenting bagi pegiat off road.
Menurut Wisnu tread lightly ini bahkan menjadi unsur penting sebelum Indonesia Off Road Federation (IOF) terbentuk. Ia menjelaskan pesan pertama sebelum IOF terbentuk adalah off road harus sadar lingkungan.
Ia menduga penggemar off road roda dua masih tertinggal dari off road roda empat terkait pemahamannya mengenai hal tersebut. Namun, hal ini wajar karena pegiat off road roda dua datang dari berbagai kalangan.
"Roda dua ini mungkin masih ketinggalan dengan teman-teman roda empat, tapi wajar saja dari tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, pemilik mobil 4x4 beda dengan yang trail," jelas Wisnu.
"Trail ini akar rumput banget lah, dari berbagai kalangan itu bisa main, dari yang paling bawah sampai yang duitnya enggak terbatas bisa main trail. Kesenjangan ini yang kurang diperhatikan," kata dia menambahkan.
Namun demikian, menurut Wisnu kasus di Ranca Upas itu bukan semata-mata kesalahan para peserta. Menurut dia penyelenggara juga masih kurang memahami hal tersebut.
"Untuk panitia juga seyogyanya harus lebih mendalami lagi mana area hutan lindung, mana area taman nasional, mana pohon yang harus kita pelihara sama-sama karena kelangkaan," tuturnya.
Ia mengatakan panitia juga harus menyiapkan anggaran besar sebelum menggelar trail adventure. Menurut Wisnu panitia butuh dana yang tidak sedikit karena harus merekondisi lahan yang digunakan untuk trail adventure.
"Kalian butuh biaya loh untuk merekondisi kembali lahan yang sudah dipakai. Dalam kasus kemarin itu terjadi kerusakan lahan, pohon-pohon yang katanya cuma ada dua bisa tumbuh di Indonesia, itu harusnya jadi tanggung jawab panitia," tegasnya.
Ia mencontohkan, di Malaysia panitia penyelenggara event-event motor trail bisa mempertanggungjawabkan acara mereka dengan baik. Menurut Wisnu panitia di Malaysia bahkan mengumpulkan sampah plastik bekas acara tersebut.
Lihat Juga : |
Menurutnya panitia penyelenggara acara motor trail di Indonesia harus belajar dan memahami soal lingkungan sebelum menggelar acara trail adventure.
"Untuk panitia-panitia di Indonesia sudah semestinya belajar dari situ. Jadi lebih paham lagi tentang environment, penting banget. Jangan sekadar kejar murah setiap orang bisa ikut hobi adventure, tapi lupa aspek-aspek itu," tuturnya.
Sebelumnya viral video acara motor trail yang merusak bunga edelweis rawa saat acara di Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Salah satu warga yang menjaga kawasan Ranca Upas emosi atas kejadian tersebut. Dia kesal sebab selama ini telah menanam dan menjaga, tapi acara tersebut malah merusaknya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga sudah memberi perhatian khusus atas peristiwa tersebut. Kepala Balai Gakkum KLHK wilayah jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabalnusra) Taqiuddin menyebut pihaknya akan segera meninjau lokasi tersebut.
"Kita mau ke lapangan dulu. Kita usahakan hari ini. Kita dalami," kata Taqi.