Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) buka suara soal pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2023 sepi pengunjung. Sejumlah tenaga penjual sebelumnya mengeluhkan kondisi pameran yang sepi pengunjung.
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo mengklaim jumlah pengunjung GJAW tahun ini justru meningkat daripada tahun lalu. Menurutnya keluhan atau anggapan tersebut merupakan penilaian subjektif.
"Itu kan subjektif ya, kalau sepi dibandingkan dengan apa seharusnya? Angkanya belum muncul, lagi diolah karena kan baru tutup kemarin sore," kata Kukuh saat dikonfirmasi, Senin (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mereka subjektif saya juga bisa bilang secara kualitatif atau subjektif juga. Cukup ramai sebetulnya dibanding tahun lalu," imbuh dia.
Lihat Juga :![]() Jakarta Auto Week 2023 Gaikindo Soal GJAW 2023 Disebut Sepi: Banyak yang Perlu Ditingkatkan |
Menurut Kukuh kunjungan ke ajang GJAW tahun ini justru meningkat karena ada sejumlah inovasi. Pameran yang digelar 10 hingga 19 Maret itu tidak hanya menampilkan deretan mobil-mobil baru, tapi juga konser musik, fashion runway, hingga kuliner.
Kukuh mengatakan dengan berbagai inovasi dan lokasi pameran di JCC Senayan yang lebih kecil dengan GIIAS di BSD, jumlah pengunjung dan acara yang digelar sudah cukup meriah.
"Cukup meriah lah buat kita untuk ukuran kayak gini dan kondisi JCC yang relatif lebih kecil dibanding GIIAS, dan ini kan tujuannya untuk mendongkrak di awal tahun yang biasanya itu kan sepi," papar dia.
Namun demikian keluhan dari tenaga penjual di GJAW itu bakal menjadi bahan evaluasi Gaikindo untuk menggelar ajang ini tahun depan. Evaluasi bakal dilakukan setelah data soal pengunjung hingga penjualan mobil rampung.
"Kita kan perlu evaluasi ya, perlu belajar apa sih yang enggak sesuai ekspektasi dan itu nanti akan evaluasi biasanya setelah datanya masuk," ungkap Kukuh.
"Dan kita rapatkan bersama masukan dari para peserta, kita evaluasi kurangnya di mana, lemahnya di mana," ujar dia menambahkan.
Kukuh juga menjelaskan pihaknya bukan tak mau merilis data ke publik soal jumlah pengunjung maupun penjualan mobil selama pameran tersebut. Menurutnya saat ini data tersebut masih dalam proses perampungan.
"Kita belum punya data, kalau nanti kita sampaikan, tapi ternyata salah itu kan juga masalah tersendiri," jelas dia.
Tak berhubungan dengan IIMS
Sejumlah tenaga penjual yang mengeluhkan sepinya pengunjung GJAW menduga karena acara ini digelar tak lama setelah Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 bulan lalu.
Namun begitu, menurut Kukuh hal tersebut tak saling berhubungan. Menurut dia GJAW sudah terjadwal sejak jauh-jauh hari, sehingga tak mungkin pihaknya mengundur pameran hanya karena ada IIMS yang digelar lebih dulu.
"Kita enggak lihat ada IIMS atau enggak. Kita punya schedule, Gaikindo tuh punya schedule, GJAW tahun lalu di Maret, ini juga di Maret. Kita enggak bisa kemudian merencanakan, oh ada pameran sebelumnya, oh kita enggak jadi deh, kan enggak mungkin begitu," tuturnya.
Kukuh meminta agar acara pameran-pameran otomotif saling dikonfrontasi. Menurut dia pameran merupakan salah satu upaya mendorong pertumbuhan industri otomotif di dalam negeri.
"(Pameran) ini upaya untuk mendorong supaya industrinya tetap bagus. Kemarin kan 2022 bagus ya secara keseluruhan, ekspor bagus, produksi bagus, penjualan domestik juga bagus, nah tahun 2023 kita upayakan untuk ini bisa dipertahankan," jelas Kukuh.
"Kalau bisa lebih baik tapi kan kondisi ekonomi juga macam-macam. Pameran itu salah satu untuk mendukung supaya penjualannya bisa dipertahankan," pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah tenaga penjual alias wiraniaga yang berjaga di stan-stan pabrikan otomotif terlihat lebih banyak berdiri sembari memegangi brosur di tangan tanpa kesibukan melayani calon konsumen. Mereka tampak berbincang satu sama lain untuk mengusir lelah berdiri lama.
Kondisi pameran yang sepi ini dikeluhkan banyak tenaga penjual. Menurut salah satunya di stan Honda, pameran ini tidak seperti acara otomotif kebanyakan yang selalu ramai dikunjungi masyarakat.