Kecelakaan Sedan Camry Syabda, Pakar Tak Rekomendasi Nyetir Dini Hari

CNN Indonesia
Senin, 20 Mar 2023 17:36 WIB
Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu mengatakan berkendara pada dini hari memang tidak direkomendasikan. Ini berkaca pada insiden kecelakaan Syabda.
Ilustrasi. Syabda Perkasa Belawa meninggal dunia akibat kecelakaan. (Foto: pbdjarum.org)
Jakarta, CNN Indonesia --

Atlet bulu tangkis muda Indonesia Syabda Perkasa Belawa meninggal dunia dalam insiden kecelakaan di Tol Pemalang, Jawa Tengah, Senin (20/3).

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy menyebut kecelakaan itu terjadi Senin dini hari sekitar pukul 03.40 WIB. Kecelakaan melibatkan dua kendaraan, yakni Toyota Camry bernomor polisi B 1824 KBN dengan truk Colt Diesel AG 8711 V.

Iqbal mengatakan sebelum kejadian, Toyota Camry yang Sabda tumpangi melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Kemudian mobil itu menabrak truk yang sedang melaju di depannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu mengatakan berkendara pada dini hari memang tidak direkomendasikan. Pasalnya, banyak bahaya yang mengintai saat berkendara pada waktu dini hari menjelang subuh.

"Secara best practice dari korporasi-korporasi yang concern keselamatan jalan, mengemudi keluar kota pada malam hari itu dilarang atau tidak direkomendasikan," kata Jusri saat dihubungi, Senin (20/3).

Jusri menjelaskan tubuh manusia memiliki jam biologis yang pada dini hari kinerja organ tubuh menurun. Selain itu pada malam hingga dini hari juga pasokan oksigen berkurang.

Dua faktor ini akan membuat pengemudi mengantuk dan akhirnya hilang konsentrasi dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan.

Kemudian visibilitas selama berkendara malam atau dini hari juga terbatas. Meski ada lampu penerangan jalan atau lampu mobil, hal itu tidak akan terlalu banyak membantu.

Jusri menambahkan kondisi jalanan yang cenderung sepi juga bakal menimbulkan situasi monoton dan membuat grafik otak akan lebih flat, sehingga pengendara akan mudah mengantuk. Ditambah lagi pengendara biasanya akan mengemudi dengan kecepatan konstan dengan kondisi tersebut.

"Karena ada kurangnya hambatan-hambatan di jalan, fluktuatif dari pergerakan otak itu akan tenang dan kita akan gampang sekali ngantuk," jelas Jusri.

Sebagai praktisi keselamatan, Jusri tak bisa memberikan tips berkendara aman pada waktu dini hari. Pasalnya, ia tidak merekomendasikan berkendara pada waktu-waktu tersebut.

Namun, bagi yang terpaksa harus berkendara pada malam hari, ia menyarankan agar pengemudi menyempatkan tidur terlebih dulu sebelum perjalanan.

Selanjutnya, pengemudi disarankan memilih waktu perjalanan yang baik. Yang terpenting, kata dia, adalah jangan mengabaikan tanda-tanda keletihan dan langsung menepi untuk beristirahat.

"Begitu ada tanda-tanda keletihan jangan tunda (istirahat). Begitu ada tanda-tanda (keletihan) berhenti, jangan mengemudi pada malam hari, karena sinar lampu yang jelas lebih rendah intensitasnya, faktor-faktor jam biologis," tuturnya.

Upayakan segera mencari tempat istirahat yang aman. Kalau belum menemukan tempat istirahat, pengemudi bisa bisa menstimulus otak dengan membuka kaca mobil, mengucek mata, stretching, atau sekadar mendengarkan lagu.

"Setelah menemukan rest area, usahakan tidur. Kalau terbatas dengan waktu, dia bisa nano sleep, mini sleep, jadi ada satu tidur yang bisa regain power kita, ada namanya power nap. Itu adalah tidur-tidur sejenak yang bisa reboost kebugaran kita sejenak, hanya butuh waktu 5 sampai 30 menit," kata Jusri.

[Gambas:Video CNN]



(dmr/mik)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER