TIPS OTOMOTIF

Tips Mudik Aman Kurangi Risiko Kecelakaan di Jalan Tol

CNN Indonesia
Senin, 10 Apr 2023 17:30 WIB
Saat melalui jalan bebas hambatan pengemudi dituntut mengutamakan keselamatan.
Saat melalui jalan bebas hambatan pengemudi dituntut mengutamakan keselamatan. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kebanyakan pemudik yang menggunakan mobil pribadi bakal memanfaatkan jalan tol karena dianggap dapat mempersingkat waktu saat pulang ke kampung halaman pada momen lebaran tahun ini.

Saat melalui jalan bebas hambatan pengemudi dituntut mengutamakan keselamatan. Pasalnya, mengemudi dengan kecepatan tinggi di jalan tol rentan mengalami kecelakaan yang bisa disebabkan faktor kelalaian ataupun kondisi lingkungan sekitar.

Untuk mengurangi risiko kecelakaan, Anda disarankan mengerti teknik mengemudi yang tepat, termasuk memahami batas kecepatan hingga jarak aman berkendara saat melintasi jalan tol.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Batas kecepatan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kendaraan mengatur soal batas kecepatan kendaraan di jalan tol. Dalam Pasal 3 aturan tersebut menyatakan batas kecepatan di jalan tol paling rendah 60 km per jam, sedangkan tertinggi 100 km per jam.

Sementara, untuk jalan antarkota maksimal 80 km per jam dan di kawasan perkotaan paling tinggi 50 km per jam.

Batas kecepatan sekaligus menentukan ruas jalan mana yang sebaiknya kita lalui. Jalur kanan ditentukan hanya untuk mendahului sesuai batas kecepatan, jangan sampai berkendara lebih pelan di jalur ini.

Mengemudi di atas batas kecepatan di jalan tol merupakan perilaku berbahaya, tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan juga pengemudi lain. Semakin cepat melaju, maka kendaraan akan makin sulit dikendalikan, sehingga risiko kecelakaan makin tinggi dan bisa berakibat fatal.

Jaga jarak

Selain kecepatan, jaga jarak aman antar kendaraan juga perlu diterapkan. Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan mengatur jarak aman dapat menggunakan prinsip tiga detik.

Tiga detik adalah jarak waktu antara kendaraan yang dikemudikan dengan kendaraan lain di depan. Menerapkannya bisa dengan cara mulai menghitung ketika kendaraan di depan melewati satu titik, misal rambu, tiang, atau lainnya,
lalu hitung tiga detik sampai kendaraan yang kita kemudikan melintasi titik yang sama.

Menurut Jusri jarak aman tiga detik ditentukan berdasarkan kemampuan manusia merespons situasi mendadak. Saat mengemudi manusia butuh 1,5 detik buat memahami situasi berbahaya lalu 1,5 detik berikutnya untuk merespons misalnya membanting setir atau mengerem.

Jusri melanjutkan jarak aman memang kerap menimbulkan ruang kosong antar kendaraan, namun ruang tersebut bukan untuk ditempati kendaraan lain tiba-tiba. Jadi jika melihat kendaraan lain sedang mengatur jarak aman
lebih baik tidak diserobot.

Tetap konsentrasi

Mengemudi adalah aktivitas yang memerlukan konsentrasi penuh, sebab potensi kecelakaan bisa muncul sepersekian detik. Maka, butuh kondisi tubuh yang prima untuk mengemudi jarak jauh saat melintasi jalan tol.

Ketika sedang berpuasa, upayakan mengatur jam istirahat saat mengemudi jarak jauh. Jangan memaksakan diri untuk terus mengemudi jika kondisi tubuh tidak memungkinkan.

Ingat, mengantuk dapat memicu berkurangnya konsentrasi dan berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal. Kantuk juga bisa datang dari aktivitas mengemudi monoton, termasuk di Tol Cipali yang jalurnya lurus panjang.

Hindari kendaraan besar

Hindari mengemudi di sekitar kendaraan besar seperti bus maupun truk. Usahakan jangan berada di sekitar kendaraan-kendaraan besar terlalu lama.

Berada di sekitar bus atau truk cukup berbahaya, karena mereka memiliki titik buta atau blind spot yang besar. Hal ini membuat pengemudi truk atau bus tidak menyadari kendaraan kecil di sekitarnya.

Selain itu, berada di sekitar kendaraan besar berarti visibilitas Anda terbatas yang bisa mengurangi kontrol pada keadaan sekitar. Anda juga perlu memahami kendaraan besar punya risiko rem blong dan sebagainya.

Hati-hati bermanuver

Hindari pergerakan tiba-tiba, terutama ketika melaju dengan kecepatan tinggi. Hal ini berisiko mengakibatkan kecelakaan di jalanan.

Apalagi ketika Anda mengendarai mobil jenis SUV yang memiliki profil ground clearance lebih tinggi. Bermanuver dengan kecepatan tinggi di mobil ini bisa membuat risiko kendaraan terbalik lebih besar jika tidak berhati-hati.

Tingkatkan keahlian

Pengemudi sebaiknya sering berlatih dan menerapkan kemampuan hard skill dan soft skill-nya ketika mengemudi mobil.

Hard skill merupakan ilmu bagaimana kita mengenal, memahami, dan mengoperasikan kendaraan dengan benar. Sementara soft skill adalah ilmu pengemudi dalam menerapkan perilaku, etika, dan kebiasaan yang aman di jalan raya.

Paling penting adalah membaca buku manual kendaraan agar pemahaman dan penguasaan pada mobil yang dikendarai akan lebih optimal.

[Gambas:Video CNN]



(ryh/dmr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER