Sejumlah pemilik Hyundai Ioniq 5 mengeluhkan masalah yang meliputi mobil listrik itu. Padahal, Ioniq 5 baru saja meluncur tahun lalu.
Hyundai Ioniq 5 merupakan mobil listrik pertama yang dirakit secara lokal di Indonesia. Presiden Joko Widodo bahkan hadir langsung dalam peluncuran mobil bebas emisi asal Korea Selatan ini.
Namun demikian, baru mengaspal satu tahun di Tanah Air, sudah banyak keluhan terkait mobil ini. Berikut rangkuman masalah Hyundai Ioniq 5.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah pertama yang sempat muncul adalah soal cat mobil ini diduga gampang terkelupas. Hal ini sempat ramai dibahas di media sosial setelah unggahan salah satu akun Instagram pemilik Ioniq 5 bernama Bernard Widiant menunjukkan masalah tersebut.
"Hyundai Ioniq 5, catnya copot kena lakban," kata dia dalam keterangan postingannya.
Dalam video tersebut, terlihat salah satu sisi Ioniq 5 berwarna abu ditempel menggunakan lakban bening dengan sengaja. Setelah itu lakban langsung dilepas kembali dan terlihat cat mobil itu menempel pada bidang selotip.
Astrid A. Wijana, GM Marketing Department Hyundai Motors Indonesia (HMID) saat itu mengatakan pihaknya sudah memeriksa mobil yang catnya terkelupas. Pihaknya juga berkoordinasi dengan pabrikan untuk menemukan penyebab cat itu bisa terkelupas.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak manufacturing untuk mempelajari lebih lanjut penyebab pengelupasan ini dan segera dapat memberikan solusi secepat-cepatnya," kata Astrid.
Sammy Bramantyo, personel Seringai juga memiliki pengalaman kurang mengenakan dari pabrikan Korea Selatan ini. Sammy membatalkan pemesanan unit Ioniq 5 dan meminta dikembalikan.
Ia tak tahan harus menunggu masa inden mobil listrik tersebut hingga 10 bulan.
Sammy juga menceritakan sales Hyundai menawarkan inden bisa dipercepat asal dia menambah uang sebesar Rp50 juta. Ia pun mengeluhkan praktik ini.
Dia menilai praktik mark up atau Market Adjustment Fee harga Ioniq 5 itu sebetulnya menyerobot antrean inden.
Menanggapi hal itu, Makmur selaku Chief Operating Officer HMID mengatakan bahwa praktik tersebut merupakan kesepakatan antara tenaga penjual dengan konsumen. Menurutnya yang pasti HMID sudah mengeluarkan harga retail rekomendasi.
"Itu kan kesepakatan antara pembeli dengan penjual ya. Jadi kalau menurut saya, saya terus terang juga tidak bisa berkomentar banyak," kata Makmur di Jakarta, Selasa (11/4), mengutip Detik.
Masalah lain Ioniq 5 yang sempat viral adalah mobil listrik tersebut tak bisa dinyalakan dan harus di-jumper menggunakan aki kendaraan lain untuk menyalakannya.
Masalah ini ketahuan setelah akun Tiktok @abdullahzaenudin membagikan sebuah video yang menunjukkan Hyundai Ioniq 5 sudah tiga kali masuk bengkel. Salah satu masalahnya adalah mobil tak bisa dinyalakan setelah mati lebih dari delapan jam.
Narasi dalam unggahan video tersebut menyatakan mobil ini sejak pertama dikirim kemudian dipakai tiga hari ke luar kota. Namun, tiba-tiba akinya drop.
Kemudian, mobil dibawa ke bengkel resmi dan disebutkan bahwa ini disebabkan salah pemakaian dan akhirnya aki diganti.
Mobil ini kembali mengalami masalah untuk yang kedua dan ketiga kalinya. Menurutnya masalahnya juga sama, karena aki soak.
Pihak Hyundai mengaku masih menginvestigasi masalah yang dialami konsumen tersebut. Mobil itu juga dicek langsung di pabrik Hyundai di Cikarang.
"Sebentar kita lagi cek ya kenapa bisa sampai seperti itu. Jadi memang ini kan suatu hal yang baru, produk ini produk yang full feature, full electric, jadi macam-macam feature-nya," kata Makmur, mengutip Detik.
"Jadi kalau kita mau lihat mobilnya banyak di dalamnya feature-nya. Kita juga lagi ngecek kenapa ini bisa terjadi. Kita lagi investigasi," ujarnya menambahkan.