BRIN Target Kendaraan Listrik Otonom Level 4 Rampung Tahun Ini

CNN Indonesia
Kamis, 13 Apr 2023 11:00 WIB
Kendaraan listrik otonom level 4 nantinya memiliki sistem yang sudah bisa melakukan semua kegiatan berkendara tanpa pengemudi memegang setir.
Ilustrasi. Kendaraan listrik otonom level 4 nantinya memiliki sistem yang sudah bisa melakukan semua kegiatan berkendara. (Foto: CNN Indonesia/Loamy N)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus menggeber merampungkan teknologi kendaraan listrik otonom level 4. Teknologi ini ditargetkan dapat segera selesai tahun ini.

Yanuandri Putrasari, Kepala Pusat Riset Mekatronika Cerdas (PRMC) BRIN mengatakan dalam teknologi otonom level 4 sudah bisa melakukan semua kegiatan berkendara. Pengemudi bisa mengabaikan kegiatan mengemudi dan melakukan hal lain.

"Salah satu tantangan mewujudkannya terletak pada sistem pengereman yang mumpuni. Sistem yang tidak hanya akurat dan aman, tapi juga nyaman bagi pengendara di dalamnya," kata Yanu, mengutip laman resmi BRIN, Kamis (13/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan sistem pengereman pada kendaraan listrik selayaknya mekanisme tubuh manusia. Pertama, mata akan mengirim sinyal kepada otak tentang kondisi di depan ketika berjalan atau berlari ketika kondisi jalanan sepi atau justru memiliki halangan.

Otak kemudian memberi perintah kepada tubuh untuk menghindari atau dalam hal ini berhenti. Kendati begitu, dalam praktiknya implementasi tersebut jauh lebih kompleks.

"Enggak semudah yang dipikirkan," imbuhnya.

Menurut Yanu kamera layaknya mata yang bertugas mendeteksi dan memberikan input data kepada CPU yang menjadi otak kendaraan. CPU yang sudah dilengkapi sensor nantinya bakal mengirimkan perintah kepada aktuator secara otomatis melakukan pengereman.

"Aktuator tadi pompa hidrolik di bagian rem bekerja," jelas Yanu.

Pada prototipe kendaraan listrik sebelumnya, Micro Electric Autonomous Vehicle (MEVi), tim sudah menjejali pengereman otomatis. Namun sistemnya masih secara on/off, sehingga mobil yang bergerak akan tiba-tiba berhenti.

"Bayangkan ketika kecepatan tinggi, mobil berhenti begitu saja," ungkapnya.

Oleh sebab itu, perlu penyesuaian jarak antara kendaraan listrik dengan benda atau rintangan yang ada di depannya. Kecepatan dikurangi perlahan, sehingga pengemudi nyaman.

Menurut Yanu saat ini tim riset sedang berupaya mendesain dari awal sistem pengereman darurat.

Sistem itu bakal diimplementasikan pada platform kendaraan listrik baru yang spesifikasi teknisnya didesain sedemikian rupa. Misalnya, seukuran kendaraan kecil dua penumpang hingga minibus yang dapat menggunakan perangkat otomotif standar.

Tantangan lainnya adalah bagaimana implementasi mobil listrik otonom di masa depan.

Jika mengacu pada kedisiplinan berkendara masyarakat luar neger seperti Jepang misalnya, para peneliti perlu memperkuat basis input berdasarkan keseharian ketertiban berkendara di Indonesia.

"Kita kadang ada yang zigzag di tengah jalan," paparnya. Kendati begitu, ia berharap kendaraan otonom kelak bisa menjadi sumber pelajaran bagi para pengguna jalan agar lebih tertib.

[Gambas:Video CNN]



(dmr/dmr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER