Toyota Agya GR Sport bukan lagi mobil kategori mobil murah harga terjangkau alias low cost green car (LCGC). Dengan tampilan lebih agresif, mobil ini juga menjanjikan impresi berkendara yang semakin sporty.
Terdapat empat varian Agya GR Sport yang dijual mulai Rp237,5 juta hingga paling mahal Rp256 juta. Mobil ini dihadirkan khusus bagi konsumen yang ingin naik kasta dari LCGC, tapi masih dalam model sejenis.
CNNIndonesia.com menjajal Agya GR Sport selama tiga hari di Bali untuk membuktikan klaim sporty tersebut. Mobil yang digunakan dalam uji coba kali ini merupakan varian tertinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum lebih jauh membahas sensasi berkendara, saya akan mengulas sedikit soal tampilan eksterior dan interior hatchback terbaru Toyota ini.
Agya GR Sport pertama kali meluncur pada 10 Maret atau sebulan setelah kemunculan pertamanya ke publik pada 13 Februari 2023. Toyota menghadirkan varian Gazoo Racing yang bukan lagi mobil LCGC ini untuk konsumen yang ingin mendongkrak status sosialnya.
Secara tampilan Agya GR Sport terlihat lebih gagah dan tentu saja sporty. Fascia depan, Toyota membekali aero kit yang bertujuan meningkatkan aerodinamika.
Emblem GR Sport tersemat di beberapa bagian mobil, seperti di gril depan hingga pintu belakang. Emblem itu menjadi penanda bahwa Agya GR Sport bukan lagi "mobil murahan".
Bagian samping Agya GR Sport dengan fender lebih menonjol dan tidak terlalu eketrem, sehingga membuat penampilannya mencuri perhatian. Bagian belakangnya menyajikan desain kotak di bagian bawah dan membuat tampilan belakang mobil ini sekilas mirip compact SUV lima penumpang, Toyota Raize.
Sensasi sporty tidak hanya dari bagian eksterior. Dari bagian interior kesan sporty juga terasa kental, bahkan ketika pertama kali duduk di balik kemudi.
Mobil ini menawarkan sentuhan gaya khas GR Sport seperti dark silver ornament color kisi AC, logo GR Sport di beberapa tempat, dan red stitch di jok depan dan bagian bawah kemudi sudah berbahan kulit sintetis.
Namun begitu, untuk mendapat posisi berkendara yang nyaman cukup sulit. Pasalnya, jok yang disematkan tidak dilengkapi fitur seat lifter dan pengaturan kemudi terbatas hanya tilt steering.
Masuk ke kabin belakang, joknya tampak standar dan menggunakan material fabric, beda dengan jok depan yang menggunakan material seperti suede.
Kabin belakangnya juga terasa sempit apabila diisi dua orang dewasa. Padahal, dimensi Agya generasi terbaru, termasuk varian GR Sport di atas kertas lebih besar daripada generasi sebelumnya.
Panjang mobil mencapai 3.830 mm, atau lebih panjang 70 mm dari varian 1.2 G CVT. Sementara, untuk lebar dan tinggi tidak berbeda, yakni 1.665 mm dan 1.505 mm, serta jarak sumbu roda 2.525 mm.
Sepertinya Agya GR Sport ini bakal kurang nyaman dibawa berkendara bersama teman-teman dengan kondisi ini. Mobil ini terasa lebih cocok digunakan untuk keluarga kecil yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan satu anak kecil.
Sebelumnya saya sudah pernah menjajal Agya GR Sport sekitar bulan lalu. Namun, saat itu hanya di area terbatas di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta dan waktu pengujian juga tidak cukup untuk merasakan sensasi mengendarai mobil ini.
Sensasi berkendara baru benar-benar terasa saat mengemudi di Bali dengan jarak tempuh lebih dari 120 km.
Impresi awal cukup positif berkat tarikan awal yang responsif di kondisi stop and go. Fitur-fitur penunjang seperti paddle shift dan PWR mode membuat berkendara semakin sporty.
Performa Agya GR Sport ini didukung mesin berkode WA-VE dengan kubikasi 1.200 cc 3-silinder Dual VVT-i yang menghasilkan 86 hp pada 6.000 rpm dan torsi maksimal 113 Nm pada 4.500 rpm. Tenaga ini disalurkan ke kedua roda depan menggunakan transmisi CVT.
Suspensi Agya GR Sport terasa lebih kaku atau keras untuk mendukung kestabilan mobil. Untuk penumpang bagian belakang suspensi keras ini mungkin bakal membuat pengalaman berkendara menjadi tidak nyaman, namun untuk pengemudi suspensi itu masih dalam taraf nyaman buat dipakai harian.
Sesi uji coba kali ini tidak hanya menyusuri jalan-jalan di Pulau Dewata, tapi juga dijajal di sirkuit buatan di kawasan Garuda Wisnu Kencana. Di sana, mobil ini dibawa ngebut dan slalom untuk semakin mengetes ketangguhannya.
![]() |
Saya sempat mencoba kelincahan mobil ini dengan mengelilingi lintasan yang sudah disiapkan. Ternyata, mobil tetap nyaman saat dibawa bermanuver di tikungan dalam kecepatan 30-40 km per jam.
Lihat Juga : |
Mobil ini juga sempat dibawa pembalap tim Toyota Gazoo Racing Indonesia. Saya pun sempat mencoba sensasi disopiri pembalap profesional.
Saat sesi ini, terlihat betul handling Agya GR Sport "nurut" dengan keinginan sang pengemudi. Hal ini tak lepas dari fitur Vehicle Stability Control (VSC) yang berguna menghindari oversteer atau understeer ketika menikung.
Selain slalom, Agya GR Sport juga diuji akselerasinya di lintasan lurus sejauh 100 meter untuk membuktikan mesin 3 silinder yang terbenam. Dalam pengujian singkat ini terasa hentakan awal mesin sangat responsif usai pedal gas diinjak 100 persen.
Tidak berlebihan saya bilang mobil mudah untuk menyalip kendaraan di depan.
Di samping itu, tenaga mesinnya tidak berlalu berlimpah dan cocok digunakan di perkotaan dengan kecepatan rendah, dan cukup andal untuk menempuh perjalanan luar kota.
Keputusan Toyota mengeluarkan Agya GR Sport dari kategori LCGC patut diapresiasi. Pabrikan asal Jepang ini berani menampilkan identitas Agya yang dalam 10 tahun terakhir dikenal sebagai mobil murah, kini tak lagi murahan lewat GR Sport.
Mobil ini hadir dibalut dengan desain sporty dan modern. Selain itu, mobil ini ditopang dengan mesin yang mampu menghasilkan performa yang asik saat dibawa berkendara, tidak hanya enak diajak ngebut tapi juga mudah dibawa bermanuver.
Rasa-rasanya Agya GR Sport bisa dibilang sebagai penantang seimbang Honda Brio RS, yang sempat menjadi penguasa pasar otomotif dalam beberapa waktu terakhir.
- Mesin minim getaran
- Desain lebih sporty dan modern
- Lincah
- Minus fitur telescopic
- Material dasbor dan door trim
- Kursi baris kedua kurang lega