PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku pemegang merek Mazda di Indonesia mengaku bakal segera menghadirkan fasilitas perakitan mobil di dalam negeri. Rencana Mazda membangun pabrik di Indonesia sebetulnya bukan barang baru, tapi tak kunjung terealisasi.
"Kita akan mulai merakit mobil Mazda di Indonesia secepatnya dan dalam waktu dekat," kata Managing Director PT EMI Ricky Thio, mengutip Antara, Kamis (4/5).
Ricky mengatakan rencana perakitan lokal di Indonesia sudah mendapat lampu hijau dari Mazda Corporation Jepang. Saat ini pihaknya tengah melakukan berbagai persiapan agar fasilitas tersebut bisa segera beroperasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Persiapan itu di antaranya menyiapkan lokasi fasilitas perakitan hingga penyediaan peralatan yang dibutuhkan. Kendati demikian, Ricky belum mau membocorkan lokasi calon pabrik Mazda di Indonesia.
"Saya belum bisa ngomong tempatnya di mana, belum bisa ngomong (peralatannya) diimpor dari mana, tapi yang pasti kita lagi persiapkan semuanya," kata dia.
Lebih lanjut Ricky mengatakan, fasilitas Mazda di Indonesia akan mengusung falsafah 'Japanese Mastery', yaitu ketelitian, kerapihan dari perakitan mobil menjadi hal yang utama.
Pihaknya ingin memastikan mobil yang dirakit di Indonesia nantinya memiliki kualitas yang sama seperti yang dirakit Jepang.
"Karena kalau sekadar memindahkan mobil ke sini atau segala macam bisa bisa saja, tapi kalau untuk memastikan supaya kualitasnya, kerapihannya semuanya sama itu bahkan para engineer kita harus bolak balik (ke sini). Karena itu yang kita jual, Japanese Mastery yang kita jual," ungkap dia.
Lihat Juga : |
Saat ini Mazda masih mengandalkan impor mobil dari Jepang. Kendati demikian, bukan berarti Mazda tidak pernah merakit mobil di Tanah Air dengan merek sendiri.
Mazda sempat menjual mobil produksi dalam negeri, yakni VX-1 yang merupakan hasil rebadge dari Suzuki Ertiga. Namun mobil ini dirakit Suzuki Indomobil Motor, atau saat merek itu berada di bawah naungan Indomobil Group.
Isyarat Mazda membangun fasilitas produksi sudah sejak belasan tahun lalu saat berada di bawah naungan PT Mazda Motor Indonesia (MMI), namun terkendala volume penjualan yang masih di bawah 20 ribu per tahun. Prinsipal Mazda di Jepang saat itu menganggap penjualan mobil mereka di pasar otomotif Indonesia belum maksimal untuk membangun manufaktur di Indonesia.
Hal ini sempat ditegaskan Mazda sekitar 10 tahun sebelumnya di Tokyo, mengutip Detik. Saat itu Mazda memilih dongkrak citra merek mobil dan meningkatkan pelayanan daripada mendirikan fasilitas produksi.
Menurut pabrikan, meningkatkan kepuasan pelayanan kepada konsumen bisa berkontribusi mendongkrak penjualan di Indonesia.
(dmr)