Bus Kecebur Sungai di Guci Ditinggal Sopir, Bagaimana Aturannya?
Praktisi keselamatan berkendara Jakarta Defensive Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menyoroti kasus kecelakaan bus masuk sungai di kawasan wisata Guci, Tegal, Jawa Tengah, Minggu (7/5). Saat kejadian sang sopir tidak berada di balik kemudi.
Menurut Jusri kejadian seperti itu dapat dicegah bila pengemudi tetap berada di balik kemudi.
"Kenapa? Karena kala ini berbicara soal kendaraan penumpang, ini tuh sangat kritikal, di mana penumpangnya ya menjadi prioritas utama," kata Jusri saat dihubungi, Senin (8/5).
Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Komisaris Besar Agus Suryo sebelumnya bilang rombongan mulanya sedang menginap di kawasan wisata Guci dan hendak melakukan perjalanan pulang pada pagi hari.
Agus berujar sopir atau kernet sempat menghidupkan mesin bus tersebut. Bus juga sempat diganjal lantaran kontur jalan menurun. Belum semua penumpang naik bus saat peristiwa nahas terjadi.
"Terus ditinggal, posisi bus diganjal, ditinggal kernet dan sopir. Terus dia laju tanpa sopirnya terus masuk ke jurang," ujar Agus.
Jusri mengatakan meninggalkan bus dalam kondisi mesin menyala tidak boleh dilakukan sopir lantaran hal di luar dugaan bisa saja terjadi tanpa disadari.
"Kalau dari kejadian kemarin pengemudi meninggalkan kendaraan, dengan menghidupkan mesin dan ada penumpang. Sebetulnya perilaku tersebut tidak terjadi. Tidak boleh. Dalam aturan penegakan keamanan tidak boleh," ucap dia.
Tata cara berhenti dan parkir sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Menurut UU tersebut Pasal 1 ayat 15, parkir adalah 'keadaan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya'.
Sementara berhenti dijelaskan Pasal 1 ayat 16, yaitu 'keadaan kendaraan tidak bergerak untuk sementara dan tidak ditinggalkan pengemudinya'.
Jusri pun meminta aparat memantau penegakan aturan tersebut sehingga kejadian yang sama tidak lagi terulang.
"Jadi di kita jangan hanya membuat aturan tapi juga monitoring. Ini yang tidak ada. Jangan sampai kejadian yang sama malah terulang kembali," kata Jusri.
Sebelumnya, sopir bus, Romyani mengatakan sebelum bus meluncur dia sedang memanaskan mesin bus. Setelah menghidupkan mesin, dia pun turun dari bus.
"Saya memang keluar bus dan ngobrol dengan panitia tur," kata dia saat ditemui, Minggu (7/5).
Romyani mengaku dia berani turun dari bus lantaran sudah mengaktifkan rem tangan. Dia juga telah mengganjal roda bus.