Wuling Tanggapi Deras Kritik Subsidi Mobil Listrik
Produsen mobil Wuling Air EV, SGMW Motor Indonesia, salah satu pihak penerima subsidi mobil listrik, menanggapi berbagai kritikan dari masyarakat yang diarahkan ke kebijakan pemerintah itu.
Berbagai pendapat tentang subsidi kendaraan listrik bermunculan sejak bakal calon presiden Anies Baswedan membuka mulut. Anies saat pidato politiknya sempat mengatakan subsidi mobil listrik untuk para pemilik mobil listrik yang sebenarnya tak butuh subsidi.
Kemudian Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla juga mengkritik kebijakan itu terkait sumber daya listrik buat mengecas mobil listrik.
Terkini, laporan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memaparkan lebih dari 80 persen netizen menolak program subsidi.
Dian Asmahani, Direktur Pemasaran SGMW Motor Indonesia, menjelaskan saat ini tren global mengarah ke sustainability buat mengurangi gas rumah kaca.
Berbagai negara disebut sudah mengimplementasikan hal sama dengan salah satu solusinya adalah mobil listrik buat mengurangi emisi.
"Dan itu kalau kita lihat sudah banyak research dilakukan banyak negara jadi rasanya kalau kita lihat EV dengan tujuan untuk mengurangi emisi itu sudah dilakukan banyak negara juga ini rasanya akan berkontribusi untuk udara yang lebih bersih untuk Indonesia," kata Dian di Solo, Selasa (23/5).
"Kalau kita lihat negara lain pun mengeluarkan insentif dengan tujuan untuk mengurangi emisi dan salah satunya untuk emisi gas rumah kaca. salah satunya untuk itu," ujar dia lagi.
Sejak subsidi mobil listrik yang berupa potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen pada April, Dian mengungkap sudah 747 unit Air EV terjual memanfaatkan bantuan itu. Penjualan itu dikatakan naik hampir 100 persen dari catatan Maret.
Selain Air EV, mobil listrik lain yang dapat subsidi adalah Hyundai Ioniq 5. Sejauh ini hanya dua mobil itu yang dapat subsidi lantaran memenuhi salah satu syarat utama punya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.
Selain tentang subsidi Anies juga sempat mengulas emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer lebih tinggi dari emisi karbon bus bahan bakar minyak. Anies bilang mobil listrik tak mengganti mobil lain yang sudah ada di garasi, ini disebut bakal menambah jumlah total mobil di jalanan yang akhirnya bikin macet.
Sementara Jusuf Kalla menyinggung tentang subsidi yang terkesan bodoh bila tak dibarengi pembangkit listrik bersih buatan anak bangsa.
"Mobil listrik itu untuk mengurangi emisi kan? Tapi tiap malam itu harus di-charge, jadi sangat tergantung kepada pembangkit. Kalau pembangkitnya tetap PLTU itu hanya berpindah emisi dari knalpot mobil ke cerobong PLTU," ucap JK.
(fea)