Diklaim Dapat Sorotan Italia, Pakar Sempat Pertanyakan Nikuba

CNN Indonesia
Selasa, 04 Jul 2023 06:35 WIB
Alat pengubah air menjadi bahan bakar minyak untuk menggerakan mesin kendaraan atau Nikuba diklaim mulai dilirik pabrikan otomotif dari Italia. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Alat pengubah air menjadi bahan bakar untuk menggerakkan mesin kendaraan atau Nikuba diklaim mulai dilirik pabrikan otomotif dari luar negeri. Hasil Inovasi Aryanto Misel (67) ini disebut mendapat perhatian khusus dari perusahaan otomotif asal Italia.

Pangdam III/Slw Mayjen Kunto Arief Wibowo mengatakan salah satu pabrikan otomotif asal Italia sempat mengunjungi Cirebon untuk melihat langsung inovasi ini. Namun, tidak dijelaskan secara rinci pabrikan otomotif dari Italia yang tertarik dengan penemuan Aryanto ini.

Tindak lanjut dari kunjungan tersebut, Nikuba mendapat kesempatan untuk dipresentasikan kepada beberapa pabrikan otomotif Italia yang telah dilaksanakan pada 18 Juni 2023 di Milan. Aryanto, pencetus Nikuba lantas terbang ke Italia untuk mempresentasikan temuannya tersebut.

"Tiba saatnya Nikuba sebagai alternatif solutif akan mencoba terbang untuk dipresentasikan pada dunia. Meski memerlukan proses, namun ide, tindakan, komitmen dan keyakinan terhadap Nikuba sebagai alternatif energi terbarukan dapat menjadi peluang di masa yang akan datang," kata Kunto dikutip dari situs resmi TNI AD Senin (3/7).

Nikuba sempat mendapat sorotan di media sosial tahun lalu. Pasalnya, inovasi ini sempat menjadi daya tarik karena disebut mampu menjadikan air sebagai bahan bakar untuk kendaraan.

Bahkan alat ini telah banyak terpasang pada motor babinsa Kodam III/Slw dengan tujuan riset untuk memperoleh data-data sebagai penyempurnaan ke depan.

Nikuba dinilai mempunyai cara kerja sangat sederhana. Nikuba mengandalkan generator elektrolisis yang mampu mengubah air menjadi energi mesin motor atau mobil.

Air yang akan digunakan harus dipastikan tidak mengandung logam berat untuk bisa menjalankan kendaraan bermotor.

Nikuba kemudian memisahkan Hidrogen (H2) dengan Oksigen (O2) pada air (H2O) melalui proses elektrolisis. Hidrogen yang sudah terpisah dari O2 kemudian masuk ke ruang pembakaran kendaraan sebagai bahan bakar pengganti BBM.

Nikuba juga diklaim bisa menghemat konsumsi BMM yang semakin mahal harganya.

Hasil uji coba kala itu membuktikan, hanya butuh 1 liter air yang telah dikonversi menjadi hidrogen melalui proses elektolisis Nikuba untuk bisa menjalankan kendaraan pulang-pergi dari Cirebon ke Semarang.

Kendati begitu, temuan tersebut menyisakan sejumlah pertanyaan. Salah satunya dari Pakar Teknik mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Moh. Nur Yuniarto.

Nur mengaku belum melihat secara langsung Nikuba yang saat kabarnya telah dipakai di 30 motor milik anggota TNI yang bertugas di Kodam III Siliwangi tersebut. Namun berdasarkan informasi yang diterima dari media, ia menyebut Nikuba tidak punya pengaruh signifikan terhadap kendaraan.

"Saya belum lihat alatnya seperti apa, kalau berdasarkan media alat itu menghasilkan hidrogen dari air yang disalurkan ke ruang pembakaran lalu jadi tenaga BBM. Berdasarkan lembaga-lembaga yang kredibel juga alat itu tidak bisa memberikan dampak yang cukup signifikan untuk mesin kendaraan," kata Nur saat itu.

Nikuba diklaim bisa membuat kendaraan menempuh perjalanan dari Cirebon ke Semarang yang berjarak 273 km hanya dengan 1 liter air yang sudah diproses elektrolisis. Nikuba, kependekan dari Niku Banyu. Hal ini diklaim bisa menghidupkan asa energi baru yang lepas dari ketergantungan pada BBM.

Saat ditanya apakah bahwa teknologi itu tak berguna jika masih membutuhkan bensin atau solar untuk menjalankan kendaraan, Nur membenarkannya. 

"Dipastikan dulu, itu tetap pakai bensin tidak? Kalau masih pakai bensin, 1 liter air juga bisa keliling dunia karena dia tidak menghilangkan bensin atau solar di kendaraan," lanjut dia.

Menyoal keamanan pemakaian Nikuba, Nur memastikan tidak akan terjadi korsleting listrik. Sebab daya yang dipakai kecil, yakni hanya 12 volt.

"Tidak perlu khawatir korsleting karena pakai listrik 13 volt yang diklaim untuk melalukan elektrolisasi hidrogen dari air. Kecuali alat yang sudah ada HHO Generator itu kalau dipakai dalam jangka panjang akan merusak mesin," jelasnya.

"Untuk menjadi sebuah inovasi, Nikuba perlu diperdalam cara kerjanya seperti apa. Di sisi ilmu kekekalan energi maupun termodinamika sepertinya tidak sesuai," terang Nur.

(ryh/dmr)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Melihat Komitmen Toyota di Indonesia

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK