Pengamat: Lampu Merah AI di Jakarta Mesti Prioritaskan Angkutan Umum

Pengamat transportasi menyarankan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di lampu merah Jakarta yang berfungsi mengurai kemacetan di simpang jalan sebaiknya mengutamakan angkutan umum. Dia juga mengingatkan potensi kemacetan di persimpangan lain yang belum dipasang AI.

"Pengaturan AI pada titik lampu merah seharusnya lebih memprioritaskan angkutan umum," kata Ellen Tangkudung, pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Kamis (6/7), diberitakan Antara.

Salah satu angkutan umum yang mesti diprioritaskan dia sebut TransJakarta di Busway.

AI di lampu merah bekerja memantau dan menganalisa jumlah kendaraan di persimpangan lalu mengatur kapan lampu warna merah, kuning dan hijau menyala. Jalur yang lebih banyak antrean kendaraan bakal diprioritaskan buat mengurai kemacetan.

Ellen mengatakan lampu warna hijau itu mesti diutamakan buat angkutan umum seperti TransJakarta.

"Itu oleh AI bisa diatur, tinggal bagaimana diberi penerapan khusus bagi jalur TransJakarta," kata dia.

Menurut Ellen saat ini banyak titik persimpangan jalan yang volume kendaraannya mencapai titik jenuh karena terlalu banyak. Kata dia kondisi tidak jenuh itu artinya ketika lampu warna hijau menyala semua kendaraan yang mengantre tuntas melintas, jadi tak ada yang mendapatkan dua kali lampu warna merah menyala.

Ellen mengingatkan ada potensi efek penggunaan AI di satu persimpangan jalan bakal bikin kemacetan di persimpangan yang lain. Dia menyarankan AI dipakai di semua persimpangan ibu kota.

Saat ini sudah ada 20 simpang jalan di Jakarta yang dipasangi teknologi AI. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya menyatakan bakal menambah 40 lagi pada tahun ini.

"Itu kan hanya 20 AI saja dan belum di seluruh wilayah DKI, hanya sebagian saja. Jadi seharusnya ditambah lagi," ungkap dia.