Viral Istri Brimob Serobot Antrean, Berikut Aturan Isi BBM di SPBU
Sebuah video memperlihatkan perselisihan antara sopir truk dengan anggota Brimob Polda Riau di Indragiri Hulu (Inhu), Riau, viral di media sosial. Peristiwa ini diduga berawal ketika istri personel Brimob yang menaiki Toyota Fortuner menyerobot antrean di SPBU.
"Yang bawa Fortuner hitam rupanya wanita. Istri aparat pantesan main serobot gak ikut antrian tiba langsung nelpon suaminya seorang brimob malah ajak berantem sama kami pula. Istri yang salah dibela," kata seseorang dalam video viral itu dikutip Selasa (11/7).
"Bagaimana pak kapolri seorang aparat negara ngajak berantem sama kami. Bukan kami driver lemah pak kapolri, cuman kami menghargai dinas pak," lanjut narasi video itu.
Pada video ini terlihat pria berseragam Brimob hitam lengkap datang ke SPBU. Ia bersama seorang pria yang mengenakan kaus hitam bertuliskan 'Pasukan Pelopor Resimen II'.
Terlihat di lengan kiri pria berseragam Brimob itu ada logo Polri bertuliskan 'Riau'. Sambil tersenyum, anggota berbaju dinas bernama Doddy dengan pangkat brigadir ini mengajak perekam video ke lokasi pinggir SPBU.
Setelah di pinggir SPBU, anggota tersebut bertanya awal mula terjadi perselisihan. Ia pun mendengar jawaban dari sopir mobil yang merasa keberatan karena antrean isi BBM.
Dansat Brimob Polda Riau Kombes Ronny Lumban Gaol lantas membenarkan insiden tersebut dan menyatakan kejadian ini terjadi di Indragiri Hulu, Riau Minggu (9/7). Kini permasalahan diklaim telah selesai.
"Di Inhu ini, kesalahpahaman saja dan sudah diselesaikan," kata Ronny mengutip detik, Selasa (11/7).
Meskipun masalah tersebut sudah selesai di lokasi, ia mengaku akan tetap meminta keterangan lebih jauh kepada Doddy.
"Sudah dipanggil, salah paham saja saat isi BBM. Intinya sudah selesai di lokasi, ya jadi bersitegang, tapi sudah selesai gitu saja di lokasi. Tetap kami ambil keterangan permasalahan seperti apa supaya tak ada yang dirugikan," katanya.
Aturan isi BBM di SPBU
Ada peraturan tidak tertulis dan tertulis yang dianggap sebagai norma saat berada di SPBU. Ini harus dipahami agar semua pelanggan memperoleh kenyamanan saat isi BBM.
Antre
Umumnya, aturan tidak tertulis utama saat berada di SPBU adalah antri. Sepanjang apapun kendaraan, semua diharapkan antri sesuai jalur pengisian BBM. Jangan pernah menyerobot karena itu dapat melanggar hak orang lain.
Jika kita termasuk orang yang tidak ingin antri saat mengisi BBM, sebaiknya mengisi di waktu malam hari. Karena biasanya saat malam antrian kendaraan tidak terlalu padat.
Siapkan uang pas
Aturan tidak tertulis lainnya adalah menyiapkan uang pas. Kadang-kadang, proses mengembalikan uang pembayaran menyita waktu dan memperlama antrian.
Untuk itu, saat ini Pertamina juga mengatur pembelian BBM Pertalite dengan aplikasi khusus yang pembayarannya secara non tunai. Hal ini salah satunya untuk mempersingkat proses pembayaran dan memperpendek antrian di SPBU.
Turun dari kendaraan
Aturan tidak tertulis berikutnya adalah turun dari kendaraan saat proses pengisian BBM. Hal ini untuk memudahkan proses evakuasi saat hal-hal tidak diinginkan terjadi.
Dengan turun dari kendaraan, pengemudi dapat juga memantau proses pengisian dan nominal BBM yang tertera di pompa bahan bakar.
Pertamina tidak membuat aturan wajib untuk turun dari kendaraan bagi pemilik mobil. Hanya saja kebiasaan ini dianggap lebih baik untuk menciptakan komunikasi antara konsumen dan petugas pengisian BBM.
Bagaimana dengan aturan tertulis?
Dilarang merokok
Jelas, rokok adalah sumber api yang berbahaya saat berdekatan dengan proses pengisian BBM. Percikan apinya dapat memicu kebakaran jika terjadi kontak dengan uap BBM atau tetesan BBM yang tercecer di sekitar pompa bahan bakar.
Dilarang memotret
Larangan ini sebenarnya lebih kepada aturan komersial. Memotret di SPBU harus mendapatkan izin dari pengelola SPBU terkait, atau izin langsung dari Pertamina. Selain itu, lampu kilat pada kamera dianggap berbahaya karena dapat memicu percikan api saat berhubungan dengan uap BBM yang keluar dari tangki kendaraan.
Padamkan mesin kendaraan
Aturan ini dibuat juga untuk meminimalkan risiko kebakaran. Saat mesin kendaraan menyala, ada aliran api dari ruang bakar, dari kabel busi dan koil, hingga sumber listrik dari aki. Ini semua berpotensi menimbulkan kebakaran, mengutip Seva.