Pakar Soal Nikuba Mau Dijual Rp15 M: Ada Sesuatu yang Ganjil

CNN Indonesia
Selasa, 11 Jul 2023 11:50 WIB
Praktisi otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes menyarankan Aryanto sebagai seorang pengembang alat pendukung otomotif seharusnya fokus pada hasil.
Aryanto Misel akan menjual alat Nikuba seharga Rp15 miliar. (Ony Syahroni/detikJabar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Praktisi otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu merespons Aryanto Misel yang akan menjual alat Nikuba senilai Rp15 miliar kepada siapa pun yang tertarik.

Yannes menjelaskan Aryanto sebagai seorang pengembang untuk produk pendukung otomotif seharusnya fokus pada hasil.

"Mengenai harga penjualan Nikuba sebesar Rp15 miliar, tentu itu adalah pertimbangan bisnis yang juga harus divalidasi sumbernya," kata Yannes saat dihubungi, Selasa (11/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yannes menyarankan Aryanto sebaiknya memastikan kinerja Nibuka sukses menunjang kebutuhan berkendara dan mengambil langkah mematenkan terlebih dahulu, dan bukan memancing reaksi masyarakat.

"Logika sederhananya, jika invensi ini sahih, mengapa penemu alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan yang bernama Nikuba itu tidak mematenkan dulu karyanya agar kekayaan intelektualnya terlindungi? Mengapa malah yang bersangkutan koar-koar ke media? Hal ini yang membuat saya jadi merasa ada sesuatu yang ganjil," ucap Yannes.

Yannes menjelaskan, dirinya tidak penting seberapa besar harga Nikuba, yang terpenting menjamin keberhasilan atau kelayakan suatu teknologi pengganti atau penghemat bahar bakar.

"Sebab, dalam industri otomotif, pengembangan dan implementasi teknologi baru memerlukan uji coba, penelitian yang mendalam, serta pengujian dan evaluasi yang ketat sebelum dapat diterima secara luas oleh pasar," ungkapnya.

Yannes menyarankan Aryanto melibatkan sejumlah pakar di bidang otomotif untuk membuktikan fungsi Nikuba yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan. Langkah ini bertujuan meyakini masyarakat atas temuan Aryanto.

"Jadi, sebelum mengambil keputusan apakah Nikuba masuk akal atau tidak, disarankan untuk melibatkan pihak pakar energi atau lab yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang tersebut," tutup Yannes.

[Gambas:Video CNN]



(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER