Mobil listrik Wuling Air EV buatan Indonesia telah diekspor dan kini dijual di Thailand mulai awal bulan ini. Menariknya, distributor Wuling di sana, EV Primus, menjual Air EV lebih murah Rp50 jutaan ketimbang di Indonesia.
Hal itu terjadi lantaran pemerintah Thailand memberi kemudahan impor mobil listrik yang tak dibebani tarif pajak tinggi. Mobil listrik impor diberikan subsidi berupa diskon tarif bea masuk dan cukai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program subsidi itu sudah diumumkan pemerintah Thailand pada Februari 2022, pemberlakuannya hingga 2025. Tujuan subsidi ini agar harga kendaraan listrik bisa setara kendaraan konvensional.
Khusus buat mobil penumpang listrik yang menggendong baterai di atas 10 kWh dan harga rekomendasi retailnya di bawah 2 juta baht (sekitar Rp860 juta), tarif bea masuk diturunkan dari 80 persen menjadi 40 persen untuk unit yang tak diimpor menggunakan Free Trade Aggrement (FTA).
Bila diimpor menggunakan FTA seperti Air EV, jika beban tarif bea masuk kurang dari 40 persen maka dipangkas menjadi 0 persen.
Sementara bila unit diimpor menggunakan FTA dengan beban tarif bea masuk seharusnya lebih dari 40 persen maka dikurangi menjadi hanya 40 persen.
Mobil penumpang listrik baterai lebih dari 30 kWh dan rekomendasi harga retail lebih dari 2 juta baht, tarif bea masuk dikurangi dari 80 persen menjadi 60 persen untuk yang diimpor tak memakai FTA.
Jika di bawah FTA, tarif bea masuk seharusnya kurang dari 20 persen bakal digratiskan, jika tarif seharusnya di atas 20 persen maka dipangkas menjadi hanya 20 persen.
Selain itu pemerintah Thailand juga memberikan pengurangan cukai dari 8 persen menjadi 2 persen untuk mobil penumpang.
EV Primus menjual Air EV dalam empat varian, yaitu:
1. Standard Range 395 ribu baht (sekitar Rp169,4 juta)
2. Standard Range Extended 415 ribu baht (sekitar Rp178 juta)
3. Long Range 465 ribu baht (sekitar Rp199,4 juta)
4. Long Range Extended 485 ribu baht (sekitar Rp208 juta)
Harga itu merupakan pembuka untuk pembeli-pembeli awal, sedangkan banderol normalnya Standard Range 405 ribu baht (sekitar Rp173,6 juta) dan Long Range 475 ribu baht (sekitar Rp203,7 juta).
Dibanding Air EV di Indonesia, harganya terpaut sangat jauh. Air EV Standard Range di dalam negeri banderolnya Rp243 juta sedangkan Long Range Rp299,5 juta.
Bahkan bila dihitung menggunakan subsidi potongan PPN sebesar 10 persen di dalam negeri, harganya tetap lebih mahal.
Setelah disubsidi Air EV di Indonesia dijual Rp222 juta untuk Standard Range dan Rp273,5 juta buat Long Range. Jika dibandingkan Air EV Standard Range di Thailand harganya beda
Rp52,6 juta.
Produsen Air EV di Indonesia, SGMW Motor Indonesia, menjelaskan perbedaan harga mencolok itu memang karena subsidi dari pemerintah Thailand.
"Adanya perbedaan struktur harga termasuk kebijakan insentif kendaraan listrik yang berlaku di Thailand dan Indonesia," kata Dian Asmahani, Direktur Pemasaran SGMW Motor Indonesia saat diminta penjelasan tentang hal ini, Rabu (5/7).
(fea)