Tesla akan mendirikan kantor cabang di Selangor, Malaysia tahun ini sebagai langkah strategis untuk membantu menurunkan emisi karbon dan meningkatkan penjualan di ASEAN.
Kepastian ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim setelah rapat online dengan CEO Tesla Elon Musk.
Anwar menyambut baik keputusan Tesla berinvestasi di Malaysia dan menegaskan pemerintahannya sangat mendukung pembukaan kantor perusahaan Tesla di Selangor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malaysia akan melanjutkan mengukukuhkan komitmennya dalam subjek nol emisi karbon secepatnya pada 2050," kata Anwar, melansir Channel News Asia.
Di satu sisi, sebelumnya santer dikabarkan Tesla bakal investasi di Indonesia dan hingga saat ini tidak terbukti. Di Indonesia Tesla hanya masuk melalui importir umum Prestige Image Motocars.
Bahkan mobil listrik Tesla yang dijual di Indonesia dijual jauh lebih mahal dari Malaysia, selisih harga untuk model yang sama mencapai miliaran rupiah.
Prestige menjual mobil listrik Tesla Model Y, sama seperti unit yang baru saja diluncurkan di Malaysia pada (20/7).
Prestige mulai menjual Model Y di Indonesia pada April 2022. Saat itu mobil listrik berbasis baterai ini dijual dengan harga mulai Rp2 miliar hingga Rp2,4 miliar.
Di Malaysia, Model Y dijual dengan harga jauh lebih terjangkau, mulai 199 ribu ringgit atau sekitar Rp657,8 juta.
Varian lain yang dipasarkan untuk Model Y adalah Long Range AWD yang dijual 246.000 Ringgit atau sekitar Rp807,6 juta. Kemudian varian termahal, Performance AWD, seharga 288.000 Ringgit atau sekitar Rp945,5 juta, mengutip Paultan.
Rudy Salim, Presiden Direktur Prestige Image Motocars mengungkapkan Tesla Model Y bisa lebih mahal ketika dijual di Indonesia dari Malaysia karena pengenaan pajak yang berlaku di dalam negeri.
Hal tersebut yang menjadikan mobil Tesla di Indonesia dijual dengan harga selangit. Dibanding Malaysia, selisih harga Model Y di Tanah Air mencapai miliaran rupiah.
"Saya kurang tahu regulasi perpajakan di Malaysia, tapi di Indonesia kami kena PPN, PPH, PPNBM, PIB, dan BBnKB yang membuat harga mobil menjadi tinggi," kata Rudy ketika dihubungi, Jumat (21/7).
Rudy menambahkan jarak antar negara pengirim dan tujuan tak berpengaruh signifikan ke harga jual kendaraan. Seperti diketahui, ongkos pengapalan tentu menjadi salah satu komponen untuk penentuan harga jual kendaraan impor.
"Peraturan perpajakan di setiap negara berbeda beda. Kalau di bandingkan, mobil di Singapura supercar jauh lebih mahal dari Indonesia, padahal jarak lebih dekat," ungkapnya.