Aryanto Misel membongkar rahasia Nikuba yang diklaim sebagai alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bermotor. Menurut Aryanto temuannya itu dapat bekerja dengan sistem yang sangat sederhana.
Menurut Aryanto, alat temuannya itu mampu mengonversi air menjadi hidrogen yang menjadi bahan bakar pengganti BBM. Alatnya disebut terdiri dari beberapa komponen yang kemudian bekerja secara berkesinambungan. Sebagai contoh tabung digunakan untuk menampung air.
Kemudian air ini dialirkan ke komponen yang kompleks pada Nikuba. Nikuba mengubah air murni atau aquades menjadi hidrogen melalui proses elektrolisis. Nikuba mulai bekerja ketika kunci kontak posisi on.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menekankan Nikuba hanya bisa bekerja maksimal jika yang dipakai adalah "air murni" atau bebas logam berat.
"Nah dia dimasukkan ke tangki ini kemudian (air) dipecah secara elektrolisis, di elemen ini (komponen Nikuba) sebuah rangkaian pelat ini terbuat dari pelat stainless," ungkap Aryanto dalam sebuah wawancara TVRI beberapa waktu lalu.
Lihat Juga : |
Komponen khusus pada Nikuba yang berfungsi untuk mengubah air, ia jelaskan harus dialiri listrik dari aki atau baterai kendaraan.
"Jadi air ini bahasa kimianya H2O, ini terpecah di sini secara elektrolisis karena ini ada anoda dan katoda. Jadi dialiri setrum DC 12 volt, dia akan terpecah di sini. Kemudian gasnya sudah terpecah, masuk sini dialirkan ke ruang bakar," ucap Aryanto.
Lebih lanjut, Aryanto menekankan formulasi terpenting pada Nikuba ada di komponen katalis yang berfungsi memecah air menjadi bahan bakar.
"(Katalis) ini temuan saya, jadinya gas yang dihasilkan lain. Untuk mempermudah perpecahan h20 menjadi hidrogen dan oksigen, hidrogen ke ruang bakar, oksigen elektrolisis kembali. Jadi begitu saja seterusnya seperti itu," ucapnya.
Nikuba sebelumnya banyak terpasang pada motor Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodam III/Slw dengan tujuan memperoleh data-data untuk penyempurnaan terhadap inovasi tersebut. Temuan ini sempat viral pada Mei 2022.
Hasil uji coba Nikuba kala itu diklaim hanya butuh 1 liter air yang telah dikonversi menjadi hidrogen melalui proses elektrolisis untuk bisa menjalankan kendaraan pulang-pergi dari Cirebon ke Semarang.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meragukan Nikuba memiliki kemampuan mengubah air menjadi bahan bakar.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Haznan Abimanyu menjelaskan teknologi yang mirip Nikuba sempat dibuat oleh orang bernama Joko Santoso yang mengubah H2O menjadi HHO.
Menurut Haznan alat yang dibuat Joko Santoso tetap memakai bahan bakar bensin, sedangkan keberadaan HHO hanya untuk menghemat penggunaan bahan bakar kendaraan.
"Ia (Joko) menggunakan air, tapi dia ubah air menjadi HHO, kalau air kan H2O. Dia menggunakan HHO sehingga hidrogen bisa digunakan untuk bahan bakar di kendaraan. Tapi dia juga tidak mengklaim bahwa air itu sebagai bahan bakar," kata Haznan.
"Dia cuma mengklaim bahwa ini cuma sebagai penghemat. Artinya dia pakai bahan bakar minyak, bensin, cuma airnya sebagai penghemat supaya bahan bakarnya enggak 100 persen terpakai," ujar dia menambahkan.
Oleh karena itu ia belum bisa memastikan apakah teknologi Nikuba yang ditemukan Aryanto Misel merupakan sebuah inovasi atau bukan. Sebab, sebuah inovasi harus memiliki unsur kebaruan.
Haznan menambahkan, sampai kini Aryanto Misel belum mau menjelaskan bagaimana proses pembuatan Nikuba kepada lembaga riset di bawah naungan pemerintah itu.