Aryanto Misel, penemu alat Nikuba mengatakan alat tersebut berguna sebagai penghemat bahan bakar mobil.
Dalam uji coba dilakukan dari Cirebon menuju Jakarta berjarak ratusan kilometer, mobil yang menggunakan Nikuba diklaim cuma menghabiskan 12 liter hingga 13 liter BBM.
"Kalau untuk mobil, Nikuba itu sifatnya penghematan (bahan bakar)," kata Aryanto dalam sebuah wawancara dengan TVRI, Selasa (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Aryanto, Nikuba mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 30 persen.
Kendati demikian, Aryanto tidak menjelaskan secara detail mobil yang dipakai dan cara kerja Nikuba mampu menurunkan konsumsi bahan bakar mobil saat pengujian.
"Jadi menghemat bahan bakar. Karena saya dari Cirebon sampai Jakarta, itu kisaran 12 liter sampai 13 liter, sampai Cilandak," ucap Aryanto.
Nikuba sebelumnya dikenal sebagai alat pengubah air menjadi bahan bakar yang sudah banyak terpasang pada roda dua milik TNI AD. Saat dipasang ke sepeda motor,air diklaim mampu menggantikan peran bahan bakar 100 persen.
Hasil uji coba Nikuba pada 2022 lalu, diklaim hanya butuh 1 liter air yang telah dikonversi menjadi hidrogen melalui proses elektrolisis untuk bisa menjalankan kendaraan pulang-pergi dari Cirebon ke Semarang.
"Jadi air ini bahasa kimianya H2O, ini terpecah di sini secara elektrolisis karena ini ada anoda dan katoda. Jadi dialiri setrum DC 12 volt, dia akan terpecah di sini. Kemudian gasnya sudah terpecah, masuk sini dialirkan ke ruang bakar," ucap Aryanto.
Kendati demikian, segala klaim soal Nikuba dari penemunya, yaitu Aryanto, justru mendapat keraguan dari peneliti di dalam negeri.
Misalnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang meragukan Nikuba memiliki kemampuan mengubah air menjadi bahan bakar. BRIN bilang jika Nikuba hanya sebagai penghemat, bukan sebagai alat pengubah air menjadi bahan bakar.
BRIN pun mendorong Aryanto agar dapat menguji secara ilmiah temuannya tersebut.