Harga BBM Naik, Ingat Pilih Bahan Bakar Sesuai Rasio Kompresi Mesin
Harga sejumlah bahan bakar minyak (BBM) di SPBU mengalami kenaikan per Jumat (1/9), kecuali produk subsidi milik Pertamina seperti Pertalite dan Solar.
Kenaikan ini menyasar beragam produk BBM, baik untuk mesin diesel dan bensin. Kenaikan bervariatif misalnya di SPBU Pertamina, di mana harga pertamax sebelumnya Rp12.400 naik menjadi Rp13.300 per liter.
Kenaikan harga juga terjadi untuk dexlite dari Rp13.950 menjadi Rp16.350 per liter.Begitu pula dengan pertamina dex yang harganya naik dari Rp14.350 menjadi Rp16.900 per liter.
Kenaikan harga BBM juga menjalar ke produk bahan bakar Shell. Tercatat harga shell super naik dari RpRp13.280 menjadi Rp14.760 per liter.Shell v-power juga naik dari Rp14.190 menjadi Rp15.650 per liter. Selanjutnya, shell v-power diesel naik dari Rp14.410 menjadi Rp16.940 per liter. Shell v-power nitro+ naik dari Rp14.540 menjadi Rp16.010 per liter.
Mengikuti jejak Pertamina dan Shell, SPBU BP juga mengerek harga BBM-nya. BP ultimate naik dari Rp14.190 menjadi Rp15.650 per liter.Lalu, BP 92 naik dari Rp12.990 menjadi Rp13.500 per liter. Sementara, BP diesel naik dari Rp13.970 menjadi Rp16.350 per liter.
Bagi sebagian orang kenaikan harga ini akan mempengaruhi mereka dalam memilih bahan bakar untuk kendaraan, salah satunya yang memiliki mobil atau motor mesin bensin. Bisa jadi BBM termurah malah menjadi pilihan supaya pengeluaran tak membengkak.
Namun, pemilihan BBM ini disarankan tidak hanya mengacu pada harga, melainkan juga kadar oktan atau RON untuk menyesuaikan rasio kompresi mesin.
RON merupakan angka yang menjadi acuan untuk mengukur nilai oktan pada bahan bakar mesin bensin.
Selain itu bahan bakar tanpa timbal umumnya memiliki peringkat RON. Sederhananya, RON menentukan kualitas bahan bakar dalam menahan efek menggelitik atau knocking selama proses pembakaran di dalam mesin.
Tingkat RON tersebut yang kemudian harus disandingkan dengan nilai kompresi pada setiap mesin bensin.
Seperti halnya bensin oktan 90 cocok buat mesin rasio kompresi 9:1 sampai 10:1, oktan 92 untuk rasio kompresi 10:1 sampai 11:1, oktan 95 cocok buat rasio kompresi mesin11:1 hingga 12:1, dan oktan 98 untuk rasio kompresi mesin 11:1 sampai 13:1.
Jika BBM tak sesuai rasio kompresi mesin
Jika mesin mobil menggunakan bahan bakar tidak sesuai dengan spesifikasi mesin, kita beberapa kali akan mendengar suara knocking atau ngelitik dari mesin, yang berarti bahan bakarnya meledak, namun terbakar tidak sempurna.
Dalam kondisi itu, bahan bakar yang meledak tidak bisa menahan "tumbukan" mesin. Keseringan knocking saat pembakaran menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Efek buruk lainnya dari penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai dalam jangka panjang dapat merusak mesin kendaraan yang terdiri dari blok silinder, silinder, piston, connecting rod (batang piston) dan lainnya.
Bahan bakar dengan angka oktan sesuai justru akan menghilangkan knocking dan usia pakai mesin akan lebih panjang.
Keuntungan lainnya yaitu oktan bahan bakar yang sesuai akan menjaga performa mesin.
Untuk mengantisipasi gejala menggelitik itu, pemilik harus memahami besaran rasio kompresi mesin kendaraan. Semakin tinggi rasio kompresi mesin praktis dibutuhkan RON bahan bakar yang tinggi.
Pabrikan juga biasanya merekomendasikan bahan bakar yang diperlukan pada setiap kendaraan yang diproduksi.