Klaim ini yang coba saya buktikan dengan menempuh perjalanan dari Yogyakarta - Magelang hingga Solo, Jawa Tengah.
Saya menjajal Stargazer X Prime atau tipe tertinggi bersama dua awak media yang bergantian duduk sebagai penumpang dan pengemudi.
Perjalanan melewati jalur beragam. Mulai dari jalan yang berbatu, berlubang hingga melewati Jalur Kopeng yang berliku-liku. Kami juga mengujinya di kemacetan hingga jalan tol Semarang-Solo untuk menguji klaim kenyamanan dan fitur-fitur baru di Stargazer X.
Untuk bagian eksterior Stargazer X memiliki tampilan berbeda di kelasnya, dengan dilengkapi hood dan bumper yang didesain untuk menonjolkan aura maskulin.
Tampak luar mobil semakin asik dilihat berkat penyematan pelek 17 inci, yang membuat ruang roda depan dan belakang semakin padat.
Interior
Tak sulit bagi desainer Hyundai menciptakan suasana kabin luas karena mobil ini punya dimensi panjang 4.495 mm, lebar 1.815 mm, dan tinggi 1,710 mm. Untuk wheelbase-nya sepanjang 2.780 mm.
Susunan jok masih sama dengan versi Stargazer sebelumnya, yakni menghadirkan 7-seater yang memang digandrungi konsumen di Indonesia. Ada captain seat di kursi baris kedua.
Seluruh kursinya dibalut kulit dan ditunjang dengan sistem pendingin kabin double blower AC.
Impresi berkendara
Stargazer X dibekali mesin Smartstream G1.5 MPI 4 silinder segaris kapasitas 1.497cc menghasilkan tenaga 113,4 hp dan torsi 143,8 Nm. Mesin tersebut menurut Hyundai masih sama dengan yang digunakan pada low MPV Stargazer.
Menyalakan mesin cukup menekan tombol di sebelah kanan sopir. Suara mesin saat idle sangat halus dan bersilir masuk ke kabin penumpang.
Pedal gas saya injak perlahan. Kesan pertama saat berada di kursi pengemudi, adalah ruang pandang yang cukup nyaman karena letak dasbor sudah didesain lebih rendah dari sebelumnya.
Tidak sulit rasanya mendapatkan pandangan terbaik ke arah depan, samping dan belakang untuk pengemudi dengan tinggi badan 165 sentimeter. Apalagi posisi jok dengan pengaturan manual bisa disetel sesuai kebutuhan.
Mobil saya ajak berjibaku menghadapi berbagai kondisi jalan. Sesekali saya "bejek" abis pedal gas untuk membuktikan seberapa cepat mesin merespons keinginan sopir.
Mengemudi hingga puluhan kilometer rasanya sangat nyaman, ini juga karena dibantu desain jok yang mengikuti lekuk punggung pengendara. Belum lagi mobil ini memiliki kesenyapan kabin yang bisa diacungi dua jempol di kelasnya.
Usai mengemudi menempuh jarak hingga puluhan kilometer, Stargazer X ini mampu memberikan performa yang cukup baik untuk melibas jalur-jalur menanjak, berliku, dan kenyamanan di jalan tol.
Lintasan yang saya lalui ini sekaligus untuk membuktikan empat mode berkendara yang disediakan, yakni Normal, Eco, Sport, dan Comfort.
Jika ingin berkendara irit dan hanya untuk penggunaan dalam dalam kota mode eco sudah cukup. Namun pengemudi juga bisa dimanjakan dengan mode smart yang bisa secara otomatis menyesuaikan kebutuhan.
Dalam menghadapi jalur yang menanjak dan berliku, mode sport jadi pilihan yang cukup membantu. Saya merasakan tarikan yang berbeda namun dengan konsekuensi konsumsi bahan bakar jadi lebih boros.
Pengemudi merasa respons transmisi IVT Stargazer X lambat dan kurang sigap di jalur menanjak pada mode sport, pengemudi bisa mengaktifkan mode manual.
Caranya cukup menekan tuas transmisi turun sesaat mobil menanjak, transmisi IVT akan segera mengatur ke gigi lebih rendah. Dari pengalaman saya di jalur meliuk-liuk, gigi transmisinya hanya bermain di posisi satu dan dua sesuai putaran mesin.
Selain saat menanjak, menggunakan mode manual memiliki keuntungan lain saat menghadapi jalan menurun, yakni memanfaatkan engine brake. Keuntungannya bisa membantu menjaga kecepatan mobil tetap stabil sembari meringankan kinerja rem.
Ada satu lagi fitur Stargazer X yang cukup membantu saat stop and go di jalan menanjak, adalah fitur Auto Hold. Fitur ini memberikan kemudahan pada saat kendaraan berhenti di tanjakan tanpa harus menekan pedal rem. Fitur ini akan otomatis non-aktif pada saat pedal gas mulai diinjak.
Berlimpah fitur
Stargazer X ini sudah dibekali dengan teknologi keselamatan Hyundai SmartSense. Teknologi ini terdiri dari sejumlah fitur keselamatan seperti Blind-Spot Collision Avoidance Assist (BCA), Lane Keeping Assist (LKA), hingga Cruise Control.
Seluruh fitur itu cukup bisa membantu pengemudi selama perjalanan, terutama saat melintasi jalan tol. Seperti fitur Lane Keeping Assist yang mampu menjaga mobil tetap melaju di jalurnya dengan stabil dan akan memberikan peringatan jika mobil keluar dari jalur yang dilewati.
Stargazer X ini juga sudah menggunakan Electric Parking Brake (EPB), tidak seperti di Stargazer biasa yang masih menggunakan rem parkir manual.
Jadi penumpang
Saat saya berada di kursi penumpang baris kedua, mobil baru terasa kalau bantingan suspensinya agak kaku saat melibas permukaan jalan yang rusak. Menurut saya ini efek dari penggunaan pelek ukuran 17 inci dengan profil ban tipis.
Namun kaki-kaki yang cukup kaku dan perjalanan panjang yang berliku itu bisa ditutup dengan Touch Display Audio 8 inci dengan Wireless Phone Connectivity (Android Auto dan Apple Carplay) didukung BOSE Premium dengan 8 speaker tersebar di interior.
Apalagi saya disajikan pemandangan gunung indah selama perjalanan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Hyundai Stargazer X cukup nyaman untuk diajak keluar kota, melalui kondisi jalan menanjak, terjal dan berliku dengan modal mode sport atau smart. Di jalan tol pun pengemudi bisa merasakan kestabilan berkendara.
Penumpang juga bisa dapat opsi captain seat di baris kedua. Untuk konsumen yang ingin mobil MPV dengan tampilan lebih gagah, bisa pertimbangkan meminang Stargazer X. Konsumen bisa merasakan mobil MPV tapi dapat juga kesan tipis-tipis SUV.
Stargazer X saat ini dipasarkan Rp 325,6 juta untuk tipe Style dan tipe Prime dijual Rp 336,2 juta. Seluruh harga tersebut berstatus on the road DKI Jakarta.
Harga yang ditawarkan sangat kompetitif. Tidak berlebihan saya bilang mobil ini potensi menjadi pilihan konsumen di Indonesia yang bosan dengan produk merek Jepang.
Kelebihan
- Dijejali mode smart dan sport
- Kaya fitur
- Harga kompetitif
Kekurangan
- Material dasbor minim material soft touch
- Pengaturan jok manual
- Bantingan suspensi agak kaku imbas profil ban tipis