Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan 'dosa' jika Indonesia, yang penjualan sepeda motornya tertinggi di Asia Tenggara, tidak menjadi pengekspor motor listrik.
"Kita memang menjadi pasar terbesar ASEAN tetapi itu tidak cukup, bahkan itu menjadi suatu dosa bagi kita apabila tidak melakukan ekspor keluar," kata Budi di Jakarta, Senin (11/9), diberitakan Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menyampaikan hal tersebut usai menyaksikan penandatanganan kontrak kerja sama antara produsen lokal United E-Motor dengan perusahaan Malaysia, Artroniq Berhard.
Kerja sama keduanya bakal memperluas distribusi motor listrik United E-Motor ke Malaysia dan menambah nilai ekspor Indonesia untuk pertumbuhan perekonomian.
Budi bilang kolaborasi itu penting juga karena diharapkan dapat diikuti produk-produk lain.
"Langkah-langkahnya harus diteruskan pada produk-produk yang lain karena jujur tidak mudah harus meyakinkan pihak-pihak asing tujuan ekspor dan kita harus terpacu untuk membuat produk-produk ini kompetitif dan layak untuk didapatkan," ujar Budi.
Dia juga mengingatkan pemerintah membantu buat pengembangan produk ekspor, di antaranya dengan mendirikan Pelabuhan Patimban dan fasilitas Proving Ground untuk pengujian kendaraan yang bisa disesuaikan dengan spesifikasi internasional.
"Kita di kabinet saling bahu membahu untuk mengembangkan ekspor barang jadi. Kita sudah menyelesaikan Pelabuhan Patimban dan kita lagi membuat Proving Ground. Proving Ground itu adalah satu instrumen atau satu kawasan untuk melakukan tes terhadap kendaraan-kendaraan yang akan di ekspor," kata Budi.
Proving ground atau Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) ditargetkan bisa beroperasi pada 2025. Ini merupakan fasilitas terbesar di Asia Tenggara.
Fasilitas ini disesuaikan Association of Southeast Asian Nation Mutual Recognition Arrangement (ASEAN MRA) yang meliputi pengujian kendaraan listrik dan uji tabrak.
(fea)