3 Penyebab Truk di Indonesia Sering Rem Blong Mematikan
Istilah rem blong paling lumrah ditemukan untuk menjelaskan kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus atau truk. Tapi sebenarnya apa yang menyebabkan rem kendaraan besar bisa sampai bermasalah?
Kasus terbaru truk rem blong terjadi di Tol Bawen pada Sabtu (24/9). Saat itu sebuah truk tronton tanpa muatan mengalami rem blong hingga menabrak sejumlah kendaraan di depannya. Kecelakaan ini menewaskan tiga orang dan satu lainnya mengalami luka berat.
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan pernah mengurai setidaknya ada tiga jenis penyebab rem blong, yaitu backfeeding, tekor angin dan vapor lock.
Untuk diketahui, rem yang tidak berfungsi atau akrab disebut rem blong merupakan kondisi saat daya cengkeram rem berkurang sehingga tak bisa diandalkan buat mengurangi kecepatan.
Backfeeding
Wildan lantas menjelaskan apa yang dimaksud Backfeeding atau kondisi saat kampas rem pada sistem rem truk jenis hidraulic (hidraulis) mengalami panas berlebih.
Ia bilang ini bisa terjadi pada truk yang membawa beban terlalu berat atau pengereman pada kondisi tanjakan dan turunan.
Kampas rem adalah komponen tahan panas, tetapi tetap memiliki batas. Wildan mengungkap ketika backfeeding kampas rem tak mampu menahan panas berlebihan sehingga berubah menjadi licin sempurna. Koefisien gesek dalam situasi tersebut dikatakan nol seperti kaca.
"Direm dapat tapi enggak gigit," ujar Wildan.
Tekor angin
Penyebab kedua adalah tekor angin yakni kondisi kekurangan tekanan udara. Ini disebut terjadi pada sistem rem jenis Air Over Hydraulic (AOH) dan full air brake yang membawa tangki udara.
Tekanan udara pada sistem rem bisa dipantau sopir melalui indikator yang ada di kabin. Menurut Wildan bila tekanan udara di bawah 7 bar, yang berarti tekor angin, maka sopir tidak akan bisa menekan pedal rem.
Vapor lock
Ketiga, Wildan menjelaskan vapor lock sebagai penyebab rem blong yang terjadi di sistem rem hidraulis dan AOH yang mengandalkan minyak rem (cairan rem).
Kata dia hal tersebut disebabkan air menyusup ke sistem rem yang semestinya vakum dan bekerja hidraulis.
"Minyak rem itu titik didih 250 derajat celcius tergantung DOT tapi ketika ada kandungan air sedikit saja titik didih turun 50 derajat. Saat panas dia mendidih, lalu muncul gelembung," jelas Wildan.
"Gelembung ini yang masuk ke cylinder brake, sehingga kita menyebutnya angin palsu, yang masuk ke master rem," ucap dia lagi.
Anda juga perlu memahami pengereman pada truk lebih sulit karena mesti melawan momentum laju kendaraan yang sedang bergerak ke depan. Semakin berat truk dan isi muatan yang diangkut berarti perlambatan butuh usaha lebih besar buat menghentikan putaran roda.
Ada baiknya Anda selalu menyadari bila ada kendaraan besar seperti bus atau truk di sekitar kendaraan yang Anda kemudikan. Upayakan selalu menjaga jarak aman dengan kendaraan seperti itu.
(ryh/fea)