Toyota Tanggapi Peluncuran Green Hydrogen PLN

CNN Indonesia
Jumat, 13 Okt 2023 20:00 WIB
Pengembangan hidrogen yang masif sebagai bahan bakar transportasi masih sangat panjang di Indonesia. Hidrogen untuk sektor industri akan lebih mudah dilakukan.
Ilustrasi. Green Hydrogen diluncurkan di Jakarta. (Toyota Global Newsroom)
Jakarta, CNN Indonesia --

Toyota Indonesia menanggapi pengoperasian Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia di area PLTGU Muara Karang. GHP mampu memproduksi 51 ton hidrogen hijau per tahun, dan sebesar 43 ton diklaim dapat dimanfaatkan untuk 147 mobil yang menempuh jarak 100 km setiap hari.

Bob Azam, Wakil Presiden Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menjelaskan, pihaknya melihat pengembangan hidrogen yang masif sebagai bahan bakar transportasi masih sangat panjang di Indonesia. Hidrogen untuk sektor industri akan lebih mudah dilakukan.

Kendati demikian, peluncuran GHP merupakan pembuka terciptanya ekosistem kendaraan berbahan bakar hidrogen dalam negeri. Di satu sisi, pihak Toyota masih menunggu regulasi penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar transportasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama belum ada regulasinya, belum ada standarnya. Itu yang menjadi tantangan ke depan. Kalau dibanding negara lain, seperti Thailand, sama mereka belum ada standar, tapi mereka sudah membuat roadmap," kata Bob ditemui di Jakarta, Kamis (12/10) sore.

Menurut Bob, Toyota sangat mengapresiasi dalam menjawab tantang transisi energi dan menuju net zero emission pada 2060. Dijelaskan Bob, transmisi energi bisa sebagai kunci keberhasilan penurunan emisi karbon di Indonesia pada 2060.

Salah dukungan transisi energi ini bisa dengan strategi multi-pathway, atau memanfaatkan mobil rendah emisi seperti biodisel, ethanol, hybrid, hidrogen dan murni listrik (BEV).

"Ke depan teknologi otomotif terus berkembang, ada hidrogen, BEV, hybrid dan ICE (mesin bakar), masing-masing bisa berkontribusi menurunkan emisi, bahkan mobil ICE makin tahun teknologinya membantu menurunkan emisi, dan sewajarnya diberikan support. Hidrogen masih showcase, dan BEV menuju local product (produksi lokal)," ucap Bob.

Green hydrogen atau hidrogen hijau yang diluncurkan beberapa waktu lalu oleh PLN dari energi baru terbarukan. Bahan bakar ini diklaim mengeluarkan uap air dan tidak meninggalkan residu di udara atau menambah emisi karbon.

Hidrogen hijau yang diproduksi menggunakan sumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terdapat di area PLTGU Muara Karang. Selain dihasilkan dari PLTS yang terpasang, hidrogen hijau ini berasal dari pembelian Renewable Energy Certificate (REC) yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang.

Bahan bakar jenis itu bisa digunakan untuk bahan bakar kendaraan, sektor industri, seperti pembuatan baja, produksi beton, pembuatan bahan kimia, dan pupuk.

Kendati demikian, Bob melihat pemanfaatan hidrogen hijau untuk transportasi masih sangat jauh karena pembuat kebijakan energi masih belum menemui titik terang, biaya pembuatan tinggi hingga masalah ketersediaan dispenser bahan bakar. Hal ini belum termasuk harga mobil peminum hidrogen hijau yang masih relatif tinggi.

Bob menegaskan penggunaan hidrogen harus bertahap. Pemerintah bisa mendahulukan bahan bakar grey hydrogen. Meski bahan bakar ini masih menggunakan minyak fosil, namun Bob mengklaim emisi gas buang yang dihasilkan lebih rendah dibanding BBM fosil yang dijual saat ini.

"Untuk hidrogen kita jangan terburu-buru seperti ke green hydrogen. Hidrogen, ya grey hydrogen karena dengan menggunakan hidrogen itu kita membantu menurunkan emisi kalau tidak salah yang grey 60 persen lebih baik dari bensin fosil. Itu kesempatan bagaimana membuat roadmap, transportasi bisa, industri juga bisa," ucap Bob.

Mengutip dari jurnal tayang di sciencedirect, hidrogen dibagi menjadi 3 tipe, yaitu grey hydrogen, blue hydrogen dan green hydrogen.

Grey hydrogen dari natural gas maupun bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak. Jenis ini menghasilkan polusi berupa gas CO2ke udara.

Blue hydrogen diproduksi dari bahan baku yang sama dengan grey hydrogen. Namun CO2 yang dihasilkan disimpan di dalam tanah. Jenis ini bisa dimanfaatkan sektor industri.

Green hydrogen merupakan energi hidrogen paling bersih karena diproduksi secara elektrolisis menggunakan energi terbarukan seperti air, angin atau cahaya matahari dan tidak menghasilkan emisi gas karbon.

[Gambas:Video CNN]



(mik)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER