Teknologi penukaran (swap) baterai yang sedang dikembangkan Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) bersama Ample Inc punya mekanisme menarik karena ditawarkan dengan sistem sewa ke konsumen yang pembayarannya dihitung per kilometer pemakaian.
MFTBC memperkenalkan untuk pertama kalinya prototipe stasiun swap baterai eCanter di Japan Mobility Show 2023. Stasiun ini, yang dibuat bekerja sama dengan Ample Inc, bisa mengganti baterai eCanter menggunakan robot dari area kolong truk, seluruh prosesnya cuma berlangsung lima menit.
Simon Schmid dari ZEV Ecosystem Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) menjelaskan, eCanter yang digunakan untuk prototipe menggunakan desain baterai Ample. Ini berbeda dari baterai permanen eCanter yang dijual ke pasaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() Japan Mobility Show 2023 Truk Paling Gede Fuso di Jepang Mejeng di JMS |
Kata dia satu baterai swap eCanter kapasitasnya 40 kW, terdiri dari delapan modul yang masing-masing 5 kW.
Menurut Schmid stasiun swap ini ditujukan buat kebutuhan konsumen yang berbeda dari eCanter pada umumnya. Teknologi ini disebut misalnya bisa dipakai untuk konsumen yang menjalankan operasi eCanter selama tiga shift dalam satu hari.
"Tetapi jika Anda punya tiga shift, maka Anda bisa swap karena Anda cuma perlu lima menit buat mengganti baterai. Jadi ini tergantung kebutuhan pelanggan, teknologi mana yang Anda butuhkan," ujar Schmid saat dijumpai di JMS, Tokyo Big Sight, Jepang Rabu (25/10).
Lihat Juga :![]() Japan Mobility Show 2023 Fuso Pamer Teknologi Tukar Baterai Truk Listrik Cuma 5 Menit |
Schmid menjelaskan selain menukar baterai stasiun ini juga terdiri dari beberapa hal lain yakni ada tempat penyimpanan baterai yang bisa dipakai untuk kebutuhan lain seperti memberi daya buat kantor, kebutuhan darurat atau penggunanan lainnya.
Secara keseluruhan Schmid bilang investasi untuk stasiun seperti ini bakal mahal namun dia tak menyebut berapa angkanya.
"Jika Anda membeli sistem penyimpanan, kendaraan listrik dan pengecasannya itu lebih mahal daripada membeli stasiun ini. Tetapi kami tidak akan menjual stasiun ini, Anda bisa membayar per kilometer, itu artinya konsumen membuat semacam langganan dan Anda membayar setiap per kilometer termasuk energi, stasiun, baterai dan truknya. Konsumen bisa punya truk listriknya tapi tak perlu stasiunnya," jelas dia.
Karl Deppen, Presiden and CEO MFTBC, menjelaskan prototipe ini akan diuji di Kyoto, Jepang pada akhir tahun. Menurut dia studi tentang biaya investasi, cara kerja, pemakaian dan lainnya bakal terungkap setelah pengujian selesai dilakukan.
Dia juga bilang ada kemungkinan teknologi ini diterapkan di Indonesia sebagai salah satu negara yang sudah menjual eCanter.
"Apa yang kami sudah lihat di berbagai negara, termasuk Indonesia, kami perlu menyiapkan pasar. Itu artinya bahkan di Jepang kami perlu mempelajari infrastruktur pengecasan, bagaimana memodifikasi siklus operasi untuk pengguna dan kami yakin kami bisa menyiapkannya juga untuk Indonesia," ucap Deppen.