Sekilas tidak ada yang istimewa dari truk Mitsubishi Fuso Canter milik Agus Jeblok di sela-sela Jambore Nasional Canter Mania Indonesia Community di Lapangan Kandang Mas, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (29/10).
"Panggil saya Agus Jeblok saja," katanya, mengawali pembicaraan dengan CNNIndonesia.com.
Truk Canter HDX keluaran 2018 itu dicat dengan warna dominan hitam dengan tempelan cutting stiker di berbagai sisi mobil hingga ke kaca depan bertuliskan 'Jogjakarta', tempat asal Agus Jeblok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada ornamen macam-macam pada bagian eksterior. Sebab jika dipandang dari luar, sekilas truk milik Agus mengusung konsep minimalis. Agus sempat malu-malu untuk memamerkan hasil karyanya di tengah-tengah jambore.
Setelah 'dikompori' oleh beberapa kawannya, barulah pria 47 tahun itu membuka kabin truk dan menunjukkan blok mesin yang penuh modifikasi.
"Inilah modifikasi truk saya. Bagian mesinnya dipahat," ujarnya.
Agus benar-benar serius. Nampak jelas pahatan menyerupai batik di bagian luar blok mesin truknya. Warnanya kekuningan serupa emas, sengaja dipilih Agus agar sedap dipandang. Pengusaha sewa alat-alat berat itu mengaku langsung mengeksekusi pahatan pada mesin truknya setelah dibeli.
Pengerjaannya dua bulan dengan bantuan salah satu temannya yang seorang seniman pahat. Saat ditanya biaya memahat dan mewarnai blok mesin, dengan suara pelan Agus membisikkan nominalnya.
"Habis Rp100 juta," kata dia.
![]() |
Agus beralasan, sengaja memahat blok mesin truk karena ingin berbeda daripada orang lain. Ia juga mengaku tak begitu nyaman dengan modifikasi gila-gilaan pada bagian eksterior.
Tantangan yang dihadapi Agus adalah soal kebersihan ruang mesin. Kerja teliti jadi kunci agar pahatan tidak rusak apalagi kotor. Untuk menjaga tetap bersih, truk kesayangannya itu tidak pernah dipakai untuk membawa muatan.
"Diparkir di garasi rumah saja. Kalau untuk bawa muatan, saya masih ada tiga truk lain," ucapnya.
Selain untuk memenuhi hasrat hobi, truk modifikasi Agus juga diikutsertakan pada kontes maupun sekadar jambore seperti di Kudus ini.
Lokasi paling jauh yang pernah disambangi adalah sebuah kumpul komunitas truk di Bali belum lama ini. Saat itu, truk milik agus bahkan pernah ditawar oleh seorang warga negara asing dari Eropa. Agus kembali bisik-bisik ketika ditanya harga yang ditawarkan oleh si turis.
"Ditawar Rp700 juta. Tapi saya tidak mau, dia juga bingung untuk bawa ke negaranya," ujarnya.
Hingga saat ini belum terbesit di pikiran Agus untuk melego truknya. Selain tidak ada rasa bosan, Agus juga mengaku bingung menyalurkan hobi di hal lain jika tidak ada truk modifikasinya lagi.