Subsidi Motor Listrik Tak Akan Sampai Target Tahun Ini

CNN Indonesia
Jumat, 01 Des 2023 20:00 WIB
Kemenperin meyakini seretnya permintaan subsidi motor listrik membuat target program ini sebanyak 200 ribu unit kemungkinan tak akan tercapai.
Kemenperin meyakini seretnya permintaan subsidi motor listrik membuat target program ini sebanyak 200 ribu unit kemungkinan tak akan tercapai. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan penyaluran subsidi motor listrik pada tahun ini kemungkinan tak akan mencapai target yang sudah ditetapkan.

Kemenperin saat ini menjalankan program pemberian subsidi sebesar Rp7 juta per unit bagi masyarakat yang membeli motor listrik baru. Model motor listrik yang bisa dibeli tak sembarangan, melainkan hanya yang memenuhi syarat, utamanya diproduksi lokal dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini setidaknya ada 45 model motor listrik yang dapat dibeli menggunakan subsidi Rp7 juta. Harga motor listrik ini tergolong murah setelah dipotong subsidi, ada yang di bawah Rp10 juta dan bisa dibeli menggunakan skema kredit dari bank Himbara.

Dasar aturan pemberian subsidi adalah adalah Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2023 yang berlaku sejak Maret 2023.

Dalam aturan itu kriteria masyarakat bisa mendapatkan subsidi adalah penerima kredit usaha rakyat, bantuan produktif usaha mikro, subsidi upah dan subsidi listrik maksimal 900 volt ampere.

Berdasarkan aturan itu pula pemerintah menetapkan kuota pemberian subsidi Rp7 juta buat pembelian motor listrik baru sejumlah 200 ribu unit pada 2023.

Sedangkan tahun depan disediakan kuota tiga kali lipat lebih tinggi, yakni 600 ribu unit.

Sejak berjalan mulai Maret, penyerapan subsidi masih seret. Sangat sedikit masyarakat yang menginginkan beli motor listrik walau sudah diiming-imingi subsidi Rp7 juta.

Pemerintah lantas menilai kriteria penerima subsidi terlalu sempit sehingga diterbitkan revisi aturan yang mengubah kriteria penerima menjadi hanya pemilik KTP dan pembeli hanya bisa membeli satu unit. Revisi ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21 Tahun 2023.

Walau sudah diperluas tetap saja peminat subsidi motor listrik sepi. Menurut situs Sisapira yang diakses Jumat (1/12) pukul 13.15 WIB, subsidi baru tersalurkan 4.148 unit. Ini berarti masih ada kuota 195.852 unit untuk tahun ini yang tersisa.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menjelaskan subsidi kemungkinan tak akan mencapai target 200 ribu pada tahun ini.

"Kita lihat tampaknya memang tidak akan sampai target 200.000 unit," ujar dia di Jakarta, diberitakan Antara, Kamis (30/12).

Febri mengungkap kemampuan produksi motor listrik mencukupi kebutuhan, namun diakui memang masalahnya adalah permintaan masyarakat.

"Kalau dari sisi produksi, kita bisa banyak, masalahnya adalah di permintaan masyarakat yang perlu digenjot," kata Febri.

Febri meminta pihak industri motor listrik lebih intensif memasarkan produk buat memicu minat beli masyarakat.

"Kita harap sosialisasi dilakukan produsen motor, kan mereka punya iklan, mereka harus lebih gencar. Kami sudah berikan subsidi Rp7 juta itu kan sudah iklan gratis, tinggal produsennya. Mereka harus sampaikan keunggulan motor listrik sehingga masyarakat tertarik," imbuhnya.


Asosiasi Industri Sepeda motor Listrik Indonesia (Aismoli) yang menaungi banyak merek yang mendapatkan subsidi sebelumnya menjelaskan alasan mengapa program ini sepi peminat.

Salah satu yang diangkat oleh Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi adalah jumlah dealer masih sedikit.

Sedangkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga sempat mengutarakan pendapatnya, yakni jumlah bengkel juga minim.

Kepala Staf Presiden Moeldoko bahkan pernah mengaku bingung mengapa subsidi motor listrik kurang dimanfaatkan masyarakat. Menurut dia salah satu alasannya adalah ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri belum sempurna.

"Memang agak aneh ini, kenapa agak sulit pertumbuhannya ya, agak aneh juga, sudah kami longgarkan, persyaratannya sudah kami hilangkan," ujar Moeldoko saat berbicara kepada wartawan di Istana Negara, Senin (6/11).

Walau begitu Moeldoko memastikan subsidi ini akan terus berlanjut ke tahun depan, namun belum bisa dipastikan kuotanya tetap 600 ribu unit atau tidak.

"Lanjut (ke 2024)," kata Moeldoko.

(fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER