Tesla dan Volvo menyatakan menghentikan sebagian produksi mobil mereka di Eropa lantaran kekurangan komponen efek situasi panas di Laut Merah.
Amerika Serikat (AS) dan Inggris meluncurkan serangan ke Yaman pada Kamis (11/1) untuk menyerang militan Houthi yang disokong Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan itu merespons agresi Houthi yang menembakkan 21 rudal dan drone ke kapal perang AS di Laut Merah dan menyerang kapal-kapal internasional di Laut Merah yang merupakan bagian dari rute pelayaran terpenting dunia.
Biaya pengiriman kontainer melonjak tinggi pada pekan ini karena meningkatknya kekhawatiran bahwa kapal yang membawa berbagai macam barang termasuk pakaian, ponsel, aki mobil dan lainnya harus menghindari Terusan Suez.
Terusan Suez sepanjang 163 kilometer yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah adalah rute tercepat antara Asia dan Eropa.
Tesla mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya menghentikan sebagian besar produksi mobil di pabriknya dekat Berlin, Jerman mulai 29 Januari sampai 11 Februari. Alasannya kurang komponen setelah banyak kapal dialihkan rutenya ke sekitar ujung Afrika.
"Konflik bersenjata di Laut Merah dan pergeseran rute transportasi antara Eropa dan Asia melalui Tanjung Harapan berdampak pada produksi di Gruenheide," kata Tesla dalam pernyataannya.
"Waktu transportasi lebih lama menciptakan kesenjangan jeda rantai pasokan," tulis Tesla yang tak menyebut komponen apa yang tersendat.
Sedangkan Volvo, yang mayoritas sahamnya dimiliki Geely asal China, mengatakan akan menghentikan produksi di pabriknya di Ghent, Belgia selama tiga hari pada pekan depan karena komponen gearbox terlambat datang.
Beberapa operator kapal tanker sudah berhenti melintasi Laut Merah usai serangan AS dan Inggris.
(fea)